Pemanfaatan Lahan dengan Mempertimbangkan Lingkugan Hidup
Lahan
Lahan adalah bentang daratan mulai dari pantai hingga ke pedalaman.
Luas lahan di Indonesia kira-kira 148.892.000 km2.
Luas lahan negara Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.
Luas Lahan Tiap Provinsi di Indonesia Tahun 2005 | |||
---|---|---|---|
No. | Provinsi | Luas Lahan (km2) | Persen (%) |
1. | Nanggroe Aceh D | 51.937 | 2,7 |
2. | Sumatera Utara | 73.587 | 3,9 |
3. | Sumatera Barat | 42.899 | 2,3 |
4. | Riau | 94.560 | 5,0 |
5. | Jambi | 53.437 | 2,8 |
6. | Sumatera Selatan | 93.083 | 4,9 |
7. | Bangka Belitung | 16.171 | 0,9 |
8. | Bengkulu | 19.789 | 1,0 |
9. | Lampung | 35.384 | 1,9 |
10. | DKI Jakarta | 664 | 0,0 |
11. | Jawa Barat | 34.597 | 1,8 |
12. | Banten | 8.651 | 0,5 |
13. | Jawa Tengah | 32.549 | 1,7 |
14. | DI Jogjakarta | 3.186 | 0,2 |
15. | Jawa Timur | 47.922 | 2,5 |
16. | Bali | 5.633 | 0,3 |
17. | NTB | 20.153 | 1,1 |
18. | NTT | 47.351 | 2,5 |
19. | Kalimantan Barat | 146.807 | 7,8 |
20. | Kalimantan Tengah | 153.564 | 8,1 |
21. | Kalimantan Selatan | 43.546 | 2,3 |
22. | Kalimantan Timur | 230.277 | 12,2 |
23. | Sulawesi Utara | 15.273 | 0,8 |
24. | Gorontalo | 12.215 | 0,6 |
25. | Sulawesi Tengah | 63.678 | 3,4 |
26. | Sulawesi Selatan | 62.365 | 3,3 |
27. | Sulawesi Tenggara | 38.140 | 2,0 |
28. | Maluku | 46.975 | 2,5 |
29. | Maluku Utara | 30.895 | 1,6 |
30. | Papua | 365.466 | 19,3 |
Total | 1.890.754 | 100,0 |
Macam-macam Lahan
Pengertian lahan dapat dibedakan sebagai dua yaitu, lahan potensial dan lahan kritis. Berikut ini adalah perbedaan antara lahan potensial dan lahan kritis.- Lahan potensial
Lahan potensial adalah lahan yang mempunyai kesuburan cukup baik dan lokasinya strategis untuk melakukan segala aktivitas. - Lahan kritis
Lahan kritis adalah lahan yang bersifat tandus karena kesuburan tanahnya telah hilang akibat erosi. Lahan kritis kurang baik untuk melakukan aktivitas di bidang pertanian
Perubahan Penggunaan Lahan
Dikarenakan tingginya pertumbuhan penduduk Indonesia di perkotaan, dalam kurun waktu tahun 1990 hingga 2000, maka jumlah penduduk perkotaan bertambah ± 10 kali lipat, yaitu dari 5,3 juta hinga mencapai 50 juta jiwa.
Pada tingkat tertentu kota tidak mampu lagi menampung beban penduduk yang besar.
Gejala urban sprawl dan konurbasi adalah akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk di kota.
Dalam kurun waktu tahun 1990 hingga 2000 luas wilayah perkotaan di Indonesia telah bertambah dengan luas mencapai 700.000 hektar. Akibatnya tentu berpengaruh pada daerah non-perkotaan.
Pada periode tahun 1990 hingga 2000, luas lahan pertanian di Pulau Jawa mengalami pengurangan sebesar 5 persen.
Perbedaan Penggunaan Lahan Pedesaan dan Perkotaan
Ada beberapa perbedaan bentuk serta cara penggunaan lahan di pedesaan maupun di perkotaan.
Ciri-ciri lahan pedesaan sebagai berikut.
- Areal lahan cukup luas.
- Lahan masih bersifat alami.
- Lahan belum banyak dikemas dengan teknologi.
- Penggunaan lahan pedesaan, diantaranya seperti untuk perkebunan, peternakan, perhutanan, tempat wisata alam, dan perikanan.
Ciri-ciri lahan perkotaan sebagai berikut.
- Areal lahan perkotaan relatif sempit.
- Lahan sudah banyak diubah.
- Lahan sudah dikemas dengan kemajuan teknologi.
- Penggunaan lahan perkotaan, diantaranya untuk permukiman, perkantoran, perdagangan, industri, dan jasa.
Pembangunan yang cepat membawa perubahan situasi lingkungan perkotaan.
Di beberapa tempat dapat kita jumpai gedung-gedung baru yang akan dibangun dengan tidak mengindahkan rencana peruntukan lahan. Kawasan yang harusnya digunakan untuk kegiatan permukiman kini banyak berubah menjadi kawasan perkantoran, industri, pendidikan, dan perdagangan.
Dan akhirnya, timbul beberapa masalah lingkungan, seperti kebisingan, kurangnya ruang terbuka, kemacetan lalu lintas, dan naiknya kadar pencemaran udara.
Perubahan penggunaan lahan juga terjadi di wilayah nonurban. Karena tekanan penduduk kota yang tinggi, maka banyak areal pertanian yang subur di pedesaan berubah fungsinya menjadi pemukiman baru, kawasan industri, prasarana jalan, dan bendungan.
Pola Permukiman Penduduk
Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang besar kecilnya bervariasi. Di antara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni.
Pada pulau-pulau yang berpenghuni penduduknya tersebar tidak merata.
Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yaitu sebanyak 64%, sedangkan sisanya terdapat di pulau-pulau lain.
Meskipun Pulau Jawa hanya merupakan sebagian kecil, yaitu 6,6% dari seluruh luas wilayah daratan Indonesia. Secara geografis, terkonsentrasinya penduduk Indonesia di Pulau Jawa dikarenakan memiliki tanah yang subur dan terdapat banyak gunung api.
Abu vulkanik dari gunung api dapat menyuburkan tanah. Ini menjadi sangat cocok untuk lahan pertanian. Secara historis Pulau Jawa sering dijadikan pusat pemerintahan bagi kerajaan-kerajaan di Indonesia yang menimbulkan daya tarik penduduk untuk bertempat tinggal.
Secara ekonomis, Pulau Jawa dapat menjadi pusat perdagangan dan industri dengan segala fasilitas yang menarik.
Pada bidang pendidikan, di Pulau Jawa terdapat sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki sarana dan prasarana lebih lengkap. Berbagai faktor tersebut menyebabkan pemusatan penduduk di Pulau Jawa.
Manusia tentu cenderung mencari dan memilih tempat tinggal yang memiliki kondisi lingkungan yang baik dan dianggapnya sesuai. Permukiman penduduk sangat bergantung pada keadaan alam, sehingga persebarannya di permukaan bumi berbeda-beda.>
Persebaran Pemukiman Menurut Bintarto
Dilihat dari bentuknya, pola atau peta persebaran permukiman menurut Bintarto dapat dibedakan menjadi- Bentuk Pemukiman Mengelilingi Fasilitas Tertentu
- Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Alur Sungai
- Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Jalur Jalan Raya
- Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Garis Pantai
- Bentuk Permukiman Terpusat
a. Bentuk Pemukiman Mengelilingi Fasilitas Tertentu
Bentuk pemukiman yang berada di dataran, cenderung mengolah dan memiliki fasilitas umum seperti mata air, waduk, danau, dan lain sebagainya.
b. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Alur Sungai
Bentuk permukiman ini umumnya terdapat di daerah atau plain yang susunan desanya mengikuti jalur-jalur arah sungai.
c. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Jalur Jalan Raya
Penyebaran permukimannya di kanan kiri jalur jalan raya. Pada masa kini manusia lebih senang memilih pola mengikuti jalan raya
d. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Garis Pantai
Permukiman ini umumnya berada di pesisir laut. Penduduknya sebagian besar bermata pencaharian di sektor perikanan.
e. Bentuk Permukiman Terpusat
Bentuk permukiman yang memusat umumnya, dapat kita temukan di desa, seperti pada wilayah pegunungan yang dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu keturunan yang sama.
Biasanya semua warga masyarakat di daerah itu adalah keluarga atau kerabat.
Dusun-dusun yang ada di desa yang bentuknya terpusat biasanya berjumlah sedikit, atau sekitar 40 rumah.
Persebaran Lokasi Permukiman Desa
Pemilihan tempat tinggal pasti mencari lokasi yang baik, aman, strategis, warganya rukun, bebas banjir, dan lain sebagainya.
Seorang ahli sosiologi pedesaan bernama Pane H. Landis mengemukakan tipe persebaran lokasi pemukiman atau desa yang dibedakan menjadi tiga, yaitu
- The Arranged Isolated Farm Type
- The Pure Isolated Type
- The Nebulous Farm Tupe
a. The Arranged Isolated Farm Type
The Arranged Isolated Farm Type adalah tipe desa yang memiliki penduduk yang bermukim di sepanjang jalan utama desa dan terpusat pada pusat perdagangan dan lahan pertanian yang berada di sekitar permukiman dan masing-masing unit keluarga terisolasi.
Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain tidak terlalu jauh. Pola permukiman di sepanjang sungai dan pantai merupakan contoh desa tipe The Arranged Isolated Farm.
b. The Pure Isolated Type
The Pure Isolated Type adalah tipe desa yang penduduknya tinggal tersebar secara terpisa dengan lahan pertanian dan masing-masing berpusat pada suatu pusat perdagangan.
Tipe The Pure Isolated terdapat di daerah yang tanahnya memiliki tingkat kesuburan tidak sama.
c. The Nebulous Farm Type
The Nebulous Farm adalah tipe desa yang sebagian besar penduduknya tinggal bersama di suatu tempat dengan lahan pertanian di sekitarnya.
Sebagian kecil penduduk tersebar di luar permukiman pokok.
Sebenarnya the nebulous farm sama dengan tipe the farm village, namun dikarenakan terlalu padatnya permukiman tersebut, maka ada beberapa penduduk yang terkumpul di luar permukiman pokok.
Persebaran Lokasi Pemukiman Kota
Kota adalah tempat berlangsungnya segala kegiatan sehingga diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Meski begitu, dikarenakan ketimpangan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan bertambahnya penduduk maka timbul berbagai masalah sosial, ekonomi, dan budaya.
Dalam membahas pengertian kota, ada beberapa istilah yang berhubungan dengan kota, antara lain diantaranya adalah
- Urban adalah suatu bentuk kehidupan dengan suasana kehidupan dan penghidupan yang modern.
- City adalah pusat wilayah kota.
- Bown adalah kota kabupaten atau pemerintah kota.
- Bown skip adalah kota kecamatan atau kota kawedanan.
Jenis-Jenis Kota
Kota dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut.- Kota wisata
Kota wisata adalah kota yang merupakan kawasan pariwisata - Kota pelajar
Kota Pelajar adalah kota yang merupakan kota kawasan pelajar karena banyak berdiri sekolah-sekolah. - Kota industri
Kota Industri adalah kota yang merupakan daerah kota kawasan industri yang banyak pabrik-pabriknya. - Kota satelit
Kota satelit adalah kota yang letaknya dekat dengan kota besar, warganya mendapat penghidupan wilayah hukum kota kecil tersebut. - Kota perdagangan
Kota perdagangan adalah kota yang terletak pada kawasan perdagangan.
Di Amerika Serikat, kota pusat-pusat perdagangannya disebut sebagai CDB (Central Business District), sedangkan di Inggris pusat kota perdagangan disebut dengan Central Area.
Macam-macam Pola Pemekaran Kota
Adapun pola pemekaran kota dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu- Pola konsensus
- Pola Sektoral
- Pola Pusat Kegiatan Ganda
a. Pola Konsensus
Pola konsensus semula berasal dari suatu tempat, namun dikarenakan makin padat penghuninya lalu berkembang ke daerah tepi atau pinggiran.
Perkembangan ini merupakan akibat semakin maraknya kegiatan di tempat tersebut. Akhirnya, lokasi awal tersebut menjadi pusat bisnis dan wilayah sekitarnya menjadi wilayah pendukung.
b. Pola Sektoral
Pola Sektoral berkembang dari sektor kegiatan yang menjadi bagian dari suatu kota yang akan berkembang.
Perkembangan tiap sektor akan membawa dampak bagi pola keruangan di kota.
c. Pola Pusat Kegiatan Ganda
Pola pusat kegiatan ganda berkembang dari kondisi lingkungan yang berbeda.
Masing-masing lingkungan berkembang dan menjadi pusat kegiatan. Kota yang berkembang dengan pola ini biasanya berada di tepi pantai.
Kota sebagai tata ruang harus memiliki lingkungan yang dinamis sehingga membutuhkan daya dukung bagi penghuninya. Karena itu, ada beberapa sifat yang berbeda dengan permukiman pedesaan.
Sifat-sifat Kota Yang Berbeda Dari Pemukiman Pedesaan
Sifat-sifat kota yang berbeda dari pemukiman pedesaana, antara lain adalah sebagai berikut.- Penduduk kota adalah anonim, artinya tidak salng mengenal antara satu dengan yang lain.
- Sifat tidak peduli terhadap orang lain.
Persyaratan Kelangsungan Kehidupan Kota
Persyaratan yang harus dipenuhi bagi kelangsungan kehidupan di kota adalah sebagai berikut- Adanya suasana dan rasa aman pada warga kota
- Adanya suasana tertib setiap warga masyarakat sehingga mampu menempatkan dirinya masing-masing
- Adanya usaha untuk membina suasana sehat dan bebas dari segala penyakit menular.
Alasan Penduduk Bermukim di Berbagai Bentang Lahan
Penyebaran pemukiman penduduk menempati berbagai macam bentang lahan.
Manusia memiliki alasan bermukim di tiap bentang lahan yang berbeda karena setiap bentang lahan memiliki ciri khas berbeda yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu penyebaran pemukiman adalah sebuah wujud adaptasi bagi menusia terhadap lingkungan.
Ada beberapa alasan penduduk memilih bermukim di berbagai bentang alam, berikut ini penjelasannya.
a. Permukiman Penduduk di Daerah Pegunungan
Daerah di sekitar pegunungan memiliki keunggulan berupa tanah subur, udara sejuk dan panorama indah, dan seringkali dijadikan sebagai kawasan objek wisata. Sehingga, pola pemukiman yang terbentuk mengelompok di sekitarnya.
Tanah di daerah pegunungan cukup subur dan cocok untuk usaha pertanian dan perkebunan sehingga banyak penduduk yang berminat tinggal di daerah tersebut.
Permukiman penduduk di daerah pegunungan juga tersebar di sisi kanan kiri jalan raya, sehingga kemudahan dalam prasarana transportasi.
b. Permukiman Penduduk di Daerah Dataran Rendah
Dataran rendah sangat diminati sebagai kawasan tempat tinggal karena alasan berikut ini.- Pesatnya pembangunan fisik di daerah dataran rendah karena wilayahnya yang datar.
- Merupakan daerah yang subur. Cocok untuk lahan pertanian dengan cadangan air yang cukup banyak.
- Dataran rendah merupakan kawasan industri dan perdagangan.
- Dataran rendah biasanya merupakan kota-kota besar yang lengkap dengan prasaran jalan, gedung, dan industri.
c. Permukiman Penduduk di Daerah Pantai
Daerah pantai adalah daerah batas antara daratan dan lautan. Mata pencaharian penduduk yang berada di pantai pada dasarnya menggantungkan pada usaha eksploitasi laut, seperti nelayan, usaha tambak atau membuat garam. Pada zaman sekarang beberapa daerah pantai merupakan daerah maju karena banyak yang berkembang menjadi kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Berikut ini adalah alasan penduduk bermukim di daerah pantai sebagai berikut.
- Daerah pantai adalah tanah kelahiran dan tanah leluhur, yang berarti penduduk sudah tinggal di lokasi tersebut secara turun temurun. Dengan demikian mempunyai ikatan emosional (batin) yang kuat dengan daerah tersebut.
- Ada keterkaitan dengan mata pencaharian (pekerjaan).
- Daerah pantai kaya sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
- Daerah pantai adalah objek wisata yang banyak diminati karena memiliki panoramanya yang indah dan iklim yang sesuai.
Artikel Terkait
- 1 Mengenal Wilayah dan Perbedaan Wilayah Formal dan Fungsional atau Nodal
- 2 Perkembangan Konsep Wilayah
- 3 Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis di Lingkungan Setempat
- 4 Membandingkan Aspek-aspek Wilayah Antarzona
- 5 Wilayah Sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pengaruhnya Pada Sosial dan Lingkungan Hidup
- 6 Contoh Perwilayahan Formal dan Fungsional Dan Pelestarian Lingkungan
- 7 Pelaksanaan dan Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan
- 8 Ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
- 9 Peranan AMDAL Dalam Pengelolaan Lingkungan
- 10 Kegunaan AMDAL Bagi Pemerintah dan Pemilik Proyek
- 11 Batas Wilayah Pertumbuhan
- 12 Perbedaan Kawasan Industri dan Kawasan Berikat
- 13 Kebijaksanaan Lingkungan Dalam Hubungannya Dengan Pembangunan dan Industri
- 14 Kaitan Industri Secara Geografis dan Sarana Pendukungnya
- 15 Pemanfaatan Lahan dengan Mempertimbangkan Lingkugan Hidup