Mengenal Harmoni Sebagai Unsur Musik
Table of Contents
Apa itu Harmoni
Harmoni dan kontrapung dapat kita gambarkan sebagai otak atau pemikiran dari suatu karya musik. Artikel ini kita hanya akan membahas tentang harmoni, sedangkan kontrapung akan dijelaskan pada artikel berikutnya. Apa itu harmoni ?Harmoni adalah ilmu yang mengkombinasikan nada-nada ke dalam akor-akor atau chords. Jika kalian mempelajari ilmu musik, harmoni hanya dapat dipelajari secara khusus dan secara terpisah. Dalam artikel ini pembahasan hanya meliputi perkenalan terhadap pemahaman awal dan sangat mendasar mengenai harmoni.
Landasan harmoni adalah susunan vertikal yang terdiri dari tiga atau empat nada. Sebuah akor yang terdiri dari tiga nada, yang setiap nadanya terpisah satu sama lain oleh interval tiga atau third, disebut dengan trinada atau triad. Jika dibangun di atas nada pertama maka disebut dengan trinada Tonika. Misalnya pada skala C mayor akor tonikanya tersusun dari tiga nada yang tepisah oleh interval tiga, yaitu C-E-G
Pada gambar di atas, kita dapat melihat simbol-simbol angka Romawi besar dana angka Romawi kecil. Simbol angka Romawi besar menunjukkan jenis akor mayor sedangkan angka Romawi kecil menunjukkan jenis akor minor.
Jenis mayor dan minor ini ditentukan dari kualitas interval tiga atau third di antara nada pertama dan kedua. Pada akor tonika kualitas ini berada di antara C dan E yang memiliki susunan 2 jarak penuh (tone) yaitu 1 tone dari C ke D dan 1 tone dari D ke E.
Jarak Akor yang tersusun atas empat nada disebut dengan akor tujuh. Sedangkan pada akor minor, seperti pada akor kedua, kualitas interval tiga lebih kecil karena memiliki susunan 1 tone dan 1 semi tone yaitu 1 tone dari D ke E dan 1 tone dari E ke F. Hal ini berbeda pada trinada ketujuh, interval pasangan kedua interval tiga pada setiap trinada memiliki kualitas yang berbeda, jika yang pertama intervalnya adalah 3 mayor maka interval tiga yang kedua adalah minor. Khusus untuk trinada ketujuh pasangan kedua interval bersifat sama yaitu minor.
Berdasarkan keterangan diatas trinada tersebut memiliki kualitas yang lebih kecil dari trinada minor atau kualitasnya menyempit sehingga biasa disebut dengan diminished (Dalam bahasa Inggris) yang artinya adalah memang menyempit. Sebaliknya, jika pasangan kedua interval tiga pada suatu trinada adalah mayor maka kualitas trinadanya menjadi lebih besar dari trinada mayor dan biasa disebut meluas atau augmented.
Trinada augmented diatas akan dapat kalian jumpai jika kita menyusun trinada di atas skala minor. Dengan begitu trinada tidak hanya dapat dibangun diatas nada-nada skala mayor saja, tapi dapat juga di atas nada-nada skala minor.
Di antara tiga macam skala minor yaitu natural, melodis dan harmonis, yang harmonis lah yang biasa digunakan. Berikut ini adalah susunan trinada dari skala minor.
Jika kalian bandingkan antara trinada yang berbasis skala mayor dan minor, maka kalian dapat melihat beberapa hal seperti Tonika dan sub dominannya berbeda. Pada trinada mayor Tonika dan sub dominannya berkualitas mayor sedangkan pada trinada minor Tonika dan sub dominannya berkualitas minor. Persamaannya adalah keduanya memiliki dominan dengan kualitas mayor. Suatu hal yang unik dari rangkaian trisuara minor adalah terdapatnya dua trinada diminished dan sebuah trinada augmented sebagai konsekuensi penggunaan skala minor harmonis.
Jika trinada tonika berfungsi sebagai penentu identitas dan kekuatan tonalitas suatu skala, maka trinada dominan berfungsi sebagai penguat keberadaan tonika.
Agar trisuara dominan dapat menjalankan fungsinya serta tidak mengganggu keberadaan tonika, maka dikenallah fenomena akor yang mengandung bukan tiga nada melainkan empat nada, yaitu akor dominan seventh atau biasa disebut akor tujuh.
Akor dominan seventh terbentuk dengan menambahkan satu interval tiga minor di atas trinada dominan. Penambahan ini mengakibatkan adanya penggabungan dua trinada yaitu trinada dominan dan trinada pengantar atau trinada ketujuh secara shift atau berlapis.
Pada skala mayor dan minor, trinada yang dibangun seperti gambar di atas memperlihatkan nada pengantar atau nada ketujuh, menghasilkan trinada diminished atau menyempit. Jika trinada mayor memberikan kesan cerah atau gembira, maka minor memberikan kesan sedih atau suram, sedangkan augmented memberikan kesan miring seperti akan jatuh, maka trisuara diminished memberikan kesan sempit, gelisah dan menuntut penyelesaian.
Penggabungan trisuara mayor dan minor secara berlapis akan menyebabkan kesan yang cerah dan besar tetapi menuntut penyelesaian dan penyelesaian tersebut jelas yaitu tonika. Jadi tidak sama dengan diminished yang walaupun menuntut penyelesaian namun terdengar sempit. Dari kedua rangkaian tersebut, kita dapat memahami bahwa dalam sistem tonal terdapat tiga trinada utama yaitu trinada I (tonika), V (dominan) dan IV (sub dominan).
Peristiwa ini dapat kita lihat pada musik-musik non-klasik hingga saat ini, dimana secara tidak kita sadari sistem tonal mengikat musik-musik populer dan beberapa musik tradisi.
Kita dapat membuat variasi dari akor-akor tersebut dengan suatu proses yang disebut "pembalikan" atau inversion. Dengan memindahkan nada terrendah, yaitu (C) satu oktaf ke atas sehingga dari susunan C-E-G menjadi E-G-C, dimana terjadi interval tiga di antara nada yang pertama dan kedua dan interval enam di antara nada pertama dan keenam.
Pembalikan yang pertama disebut dengan akor 6/3. Sedangkan akor pembalikan kedua yang diperoleh dengan menaikan nada pertama dari akor pembalikan pertama sebanyak satu oktaf ke atas disebut akor 6/4.
Dalam suatu komposisi musik, peranan trinada sangatlah penting, disamping sebagai dasar harmoni untuk menyusun iringan sajian sebuah lagu, trinada juga berfungsi sebagai dasar penenyusunan komposisi maupun aransemen secara umum. Pentingnya trinada dalam iringan sebuah lagu dikarenakan umumnya struktur melodi diatonis senantiasa berada dalam kerangka tonalitas dan skala nada.
Daftar isi
- 1 Dasar-dasar Pembentukan Musik
- 2 Mengenal Bunyi Sebagai Unsur Penyusun Musik
- 3 Mengenal Garis Paranada Sebagai Unsur Penyusun Musik
- 4 Mengenal Skala Nada Sebagai Unsur Penyusun Musik
- 5 Mengenal Kunci Sebagai Unsur Pembentukan Musik
- 6 Mengenal Tempo Sebagai Unsur Pembentukan Musik
- 7 Mengenal Dinamika Sebagai Unsur Musik
- 8 Mengenal Dinamik dan Ekspresi Sebagai Unsur Musik
- 9 Mengenal Timbre atau Warna Suara Pada Musik
- 10 Mengenal Ritme Sebagai Unsur Musik
- 11 Mengenal Harmoni Sebagai Unsur Musik
- 12 Mengenal Kontrapung Sebagai Unsur Musik