Perhitungan Titik Impas (Break Event Point) Usaha

Table of Contents

Pengertian Break Event Point

Dalam kegiatan usaha, seorang wirausahawan harus selalu memperhitungkan adanya titik impas atau Break Even Point (BEP).
Apa Break Even Point (BEP) itu ?

Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu teknis analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan.


Pengertian dan Manfaat Titik Impas (Break Event Point) Usaha

Break Event Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang menjalankan usahanya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi.

Hal ini bisa terjadi karena perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel.

Jika penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan tersebut menderita kerugian. Sebaliknya, jika perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.


Manfaat Break Event Point(BEP)

Manfaat Break Event Point (BEP) adalah sebagai berikut.
  1. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
  2. Memberikan informasi tentang berbagai tingkat volume penjualan, dan hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
  3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
  4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafk yang mudah dibaca dan dimengerti


Komponen Perhitungan Titik Impas (Break Even Point)

Break Event Point atau BEP memerlukan komponen penghitungan dasar dari data di bawah ini.
  1. Fixed Cost
    Fixed cost adalah komponen yang merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi.
    Contoh biaya fixed cost adalah biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dan lain sebagainya.
  2. Variabel Cost
    Variabel Cost adalah komponen yang merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya.
    Disini, jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost juga pasti akan meningkat.
    Contoh biaya variabel cost adalah biaya bahan baku, biaya listrik, dan sebagainya.
  3. Selling Price
    Selling Price adalah komponen yang merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
    Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point adalah terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut.
    a. Dasar Unit.
    Berapa unit jumlah barang per jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas.
    BEP = FC/(P-VC)

    b. Dasar Penjualan
    Berapa besar nilai rupiah hasil penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas.
    FC/(1 –(VC/P))*
    Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa disebut juga sebagai Margin Kontribusi Per Unit.


Menghitung Biaya Pokok Produksi

Kurva BEP memperlihatkan kaitan dari jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual (pada sumbu X), dan antara pendapatan dari penjualan atau penerimaan dan biaya (pada sumbu Y).

Break Event Point atau BEP terjadi jika pendapatan dari penjualan (TR) berada pada titik keseimbangan dengan total biaya (TC).

Sedangkan biaya tetap (FC) adalah variabel yang tidak berubah meskipun jumlah volume yang dihasilkan berubah.

Kurva BEP dapat dilihat pada gambar berikut agar dapat lebih jelas mengenai perpotongan antara garis penerimaan dan biaya total.

Kurva BEP
Keterangan:
TR, adalah Total Revenue (Penerimaan)
Q, adalah Quantities (Produksi)
FC, adalah Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC, adalah Variable Cost (Biaya Variabel)
TC, adalah Total Cost (Total Biaya) BEP, adalah Break Even Point (Titik Impas)

Dua Cara Menghitung Break Event Point atau BEP

BEP dapat dihitung dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.

a. Break Even Point (BEP) Penjualan dalam Unit

Break even point volume produksi memperlihatkan jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan pada perusahaan agar tidak mengalami kerugian.

Rumus perhitungan BEP unit adalah seperti berikut.

BEP Unit = FC/(P-VC)
Keterangan:
BEP, adalah Break Even Point (Titik Impas)
Q, adalah Quantities (Produksi)
FC, adalah Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC, adalah Variable Cost (Biaya Variabel)
P, adalah Harga Produk

b. Break Even Point (BEP) Rupiah

Break Even Point rupiah memperlihatkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat mengalami titik impas atau BEP.

Keterangan:
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

Margin of safety adalah batas aman yang memperlihatkan sampai seberapa jauh volume penjualan yang dianggarkan boleh turun supaya perusahaan tidak mengalami kerugian atau dengan kata lain, batas maksimum penurunan volume penjualan yang dianggarkan, yang tidak mengakibatkan kerugian.


Contoh Menghitung Break Event Point (BEP)

Soal Satu

Diketahui rencana penjualan produk kerajinan pada tahun meliputi kedua jenis produk adalah sebagai berikut:

a. Penjualan

Tabel Penjualan
Nama Produk Jumlah Unit Harga / Unit Total
Produk A 15.000 Rp 1.000,00 Rp 15.000.000,00
Produk B 10.000 Rp 750,00 Rp 7.500.000,00
Biaya Variabel Produk A 15.000 Rp 500,00 Rp 7.500.000,00
Biaya variabel Produk B 10.000 Rp 300,00 Rp 3.000.000,00

Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000,- setahun.

Dengan data di atas tentukan,
  1. menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam rupiah
  2. menentukan BEP produk A dalam unit
  3. menentukan BEP produk B dalam unit.
Jawaban :
1. Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam rupiah
Rumus :
BEP (Rp) = Total Biaya Tetap/ (1- (Total biaya variabel/ total penjualan)
BEP = 5.000.000/(1- (7.500.000+3.000.000) / (15.000.000+7.500.000)
BEP = 5.000.000 / (1 - 0.47)
BEP = 5.000.000 / 0.53
BEP = Rp 9.433.962,26 dibulatkan Rp 9.433.962,-

2. Menentukan BEP produk A dalam unit
Rumus :
BEP (unit) Produk A = Total Biaya Tetap/(Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit)
BEP = 5.000.000/(1.000 – 500)
BEP = 10.000 unit

3. Menentukan BEP produk B dalam unit
Rumus :
BEP (unit) Produk B = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit)
BEP = 5.000.000 / (750 – 300)
BEP = 11.111,11 unit dibulatkan 11.111 unit

Soal Dua

Sebuah perusahaan kerajinan menjual 100.000 buah hasil produksinya dengan harga Rp 20,-/buah.

Biaya variabel per buah barang adalah Rp 14,00 (yang Rp 11,00 adalah biaya produksinya dan sisanya adalah biaya pemasaran).

Biaya tetap, terjadinya secara merata jumlahnya Rp 792.000,00 (yang Rp 500.000,00 biaya produksi dan lainnya adalah biaya pemasaran).

Total Unit Harga Jual /unit Biaya Variabel/unit Biaya admin & pemasaran
100.000 Rp 20,00 Rp 11,00 Rp 3/unit
Biaya Tetap Rp 500.000,00 Rp 292.000,00

Catatan:
Biaya tetap adalah pengeluaran yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama.

Biaya variabel adalah biaya berkaitan dengan volume (dan dibayar per barang atau jasa yang diproduksi).

Dalam contoh diatas Biaya Administrasi dan pemasaran ada yang dimasukkan ke unsur variabel dan sebagian masuk ke biaya tetap. Penggolongan itu berdasarkan timbul dan besarnya pada masing-masing unsur.

Pertanyaan :
  1. Tentukan BEP / rupiah dan unit
  2. Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,00
Jawaban :
1. Tentukan BEP dalam unit
Rumus :
BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).
BEP = 792.000 / (20 – 14)
BEP = 792.000 / 6
BEP = 132.000 unit
Tentukan BEP dalam rupiah
Rumus :
BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total hasil penjualan)
BEP = 792.000 / (1 – (1.400.000/2.000.000)
BEP = 792.000 / 0.3
BEP = Rp 2.640.000,00

2. Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,00.
Laba = Harga Jual – Total Biaya
90.000 = x – (biaya Variabel + biaya tetap)
90.000 = x – (1.400.000 + 792.000)
90.000 = x – 2.192.000
X = 2.192.000 + 90.000
X = Rp 2.282.000,00
Jadi harga jualnya Rp 2.282.000,00.