Penyebab, Dampak, serta Usaha Mencegah Terjadinya Banjir

Table of Contents

Penyebab dan Dampak Banjir

Penggundulan hutan akan menyebabkan hutan gundul dan tidak bervegetasi.


Keadaan gundulnya hutan dapat memperkecil daya serap air. Jika daerah tersebut diguyur hujan secara terus-menerus, hanya sedikit air yang dapat terserap. Akibatnya, air akan meluap dan terjadilah banjir.


Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air saat banjir, dapat terjadi karena pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai serta adanya hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang kadang-kadang luasnya dapat jauh lebih besar daripada alur sungainya sendiri.


Banjir dapat menimbulkan dampak kerugian bagi manusia, seperti kerusakan pada rumah, jalan, jembatan, bahkan dapat mengakibatkan korban jiwa. Jika banjir menerjang persawahan, menyebabkan gagalnya panen.


Contohnya seperti banjir bandang yang menerjang Sinjai (Sulawesi Selatan). Banjir bandang ini telah menghancurkan rumah, gedung sekolah, tempat ibadah, dan menewaskan ratusan jiwa baik manusia maupun hewan.


Timbulnya polusi air dan berbagai macam penyakit akibat bencana banjir berdampak psikologis bagi korban.



Usaha-usaha Mengurangi Resiko Banjir

Usaha-usaha manusia untuk mengurangi risiko banjir, antara lain, sebagai berikut:
  1. Meningkatkan daya resapan air, melakukan reboisasi atau penghijauan dan penghutanan kembali wilayah gundul
  2. Mengurangi terjadinya erosi, membuat terrasering dan sengkedan pada lahan miring
  3. Menahan luapan air sungai dan membangun tanggul-tanggul
  4. melakukan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada musim kemarau
  5. Membuat terusan saluran air
  6. Membuat bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun
  7. Membuat kanal-kanal sungai, membuat pintu air, selokan-selokan air, membuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai di daerah-daerah perkotaan
  8. Menimbulkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal atau nonformal dan melalui media massa

Usaha pencegahan banjir juga harus dilakukan dengan menggunakan konsep DAS.


Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan retensi DAS terhadap banjir. Retensi DAS dimaksudkan sebagai kemampuan DAS untuk menahan air di bagian hulu.


Perubahan tata guna lahan, misalnya, dari hutan menjadi permukiman, perkebunan, dan lapangan golf akan menyebabkan retensi DAS ini berkurang secara drastis.


Seluruh air hujan akan dilepaskan ke wilayah hilir. Sebaliknya, semakin besar retensi suatu DAS semakin baik, karena air hujan dapat dengan baik diresapkan di DAS ini dan secara perlahan-lahan dialirkan ke sungai hingga tidak menimbulkan banjir di hilir.



Manfaat Peningkatan Retensi DAS

Manfaat langsung peningkatan retensi DAS adalah bahwa
  1. Konservasi air di DAS terjaga
  2. Muka air tanah stabil
  3. Sumber air terpelihara
  4. Kebutuhan air untuk tanaman terjamin dan fluktuasi debit sungai dapat stabil


Cara Meningkatkan Retensi DAS

Retensi DAS dapat ditingkatkan dengan cara-cara sebagai berikut
  1. Melakukan program penghijauan yang menyeluruh baik di perkotaan, perdesaan atau kawasan lain
  2. Mengaktifkan bendungan-bendungan alamiah
  3. Membuat resapan-resapan air hujan alamiah
  4. Pengurangan atau menghindari sejauh mungkin pembuatan lapisan keras permukaan tanah yang dapat berakibat sulitnya air hujan meresap ke tanah

Memperbaiki retensi DAS pada prinsipnya adalah dengan cara memperbanyak kemungkinan air hujan dapat meresap secara alamiah ke dalam tanah sebelum masuk ke sungai atau mengalir ke hilir untuk itu perlu adanya proses pembelajaran sosial yang efektif dan terus-menerus.