Mengenal Phrasering dan Macam-macam Phrasering

Table of Contents

Phrasering

Phrasering adalah suatu teknik pemenggalan kalimat musik menjadi bagian-bagian yang lebih pendek lagi, pada Phrasering tetap mempertahankan kesatuan arti. Tujuan phrasering adalah untuk memenggal kalimat musik secara tepat sesuai dengan isi kalimat, dengan begitu usaha mengungkapkan suatu lagu dapat lebih mendekati kebenaran yang terkandung didalamnya sesuai dengan pesan lagu yang ingin disampaikan tersebut.


Macam-macam Phrasering

Secara umum phrasering ada dua macam, yaitu:

1. Phrasering Kalimat Bahasa

Setelah mengucapkan masing-masing huruf dan bagaimana suku katanya yang harus disambung, pusat perhatian berikutnya adalah pada kesatuan kata-kata.

Bernyanyi berarti membawakan suatu lagu dengan menghayati isi dari kata-kata, sebagai ide atau pesan.

Setiap nyanyian terdiri dari satu atau beberapa kalimat bahasa, dan satu atau beberapa kalimat musik. Kedua-duanya merupakan suatu kesatuan. Untuk mengupas suatu nyanyian, kita harus membaca kalimat-kalimat bahasa tanpa disertai lagu dan menyanyikan kalimat-kalimat lagu tanpa teks.

Kalimat bahasa digunakan untuk menghayati isi dari kata-kata. Terdapat tiga bagian yang harus diketahui dari kalimat bahasa, yaitu

1.1 Menyanyikan Kalimat Bahasa

Kalimat bahasa, digunakan untuk menghayati isi dari kata-kata, ada tiga bagian yang harus diketahui misalnya, bagian-bagian dari kalimat, atau kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan.
Contoh :
  • Maju tak gentar/ membela yang benar
  • Maju tak gentar/ hak kita diserang
  • Maju serentak /pengusir penyerang
  • Maju serentak/tentu kita menang
  • Bergerak bergerak/ serentak serentak
  • Menerkam /menerjang terjang
  • Tak gentar tak gentar/menyerang menyerang
  • Majulah/majulah/menang
Dalam pemenggalan kalimat atau phrasering, bukan irama melodi yang menentukan, melainkan arti kata. Jadi, tata bahasa yang menjadi titik pangkal. Kemudian phrasering melodi dan aksen-aksen irama disesuaikan. Dalam tata bahasa, pemenggalan kalimat ditandai dengan koma, jadi koma mempunyai peranan untuk menunjukkan dimana pemenggalan kalimat yang benar terjadi.


1.2 Kata pokok yang ditonjolkan

Untuk menonjolkan suatu kata, kita memiliki dua kemungkinan, yaitu :
  1. kata tersebut diucapkan dengan lebih keras
  2. kata yang penting ditunda ucapannya


1.3 Suku kata yang mendapat tekanan dan tidak mendapat tekanan

Dalam bahasa Indonesia penggunaan aksen kata tidak begitu kuat, namun pada umumnya suku kata kedua dari belakang mendapat tekanan sedikit. Kalau d terdapat huruf 'e' pepet maka aksen bergeser ke suku kata yang terakhir. Misalnya 'sekarang', belum' dan sebagainya.


2. Phrasering Kalimat Musik

Kalimat musik terdiri atas serangkaian nada dalam bentuk motif atau tema lagu. Tema lagu disini digunakan untuk mengungkapkan suatu ide musik.


2.1 Kelompok nada (motif)

Motif adalah penggalan dari kalimat musik kedalam dua birama, empat birama atau bisa juga sampai delapan birama yang terbanyak. Sering dijumpai penggalan kalimat musik yang muncul berulang-ulang dengan gerakan yang sama.


2.2 Puncak dari lagu atau kalimat

Seringkali puncak dari lagu terdapat pada nada yang tertinggi dalam sebuah kalimat atau lagu. Puncak ini disiapkan dengan lagu yang naik atau arsis, dan dikembalikan misalnya dengan lagu yang turun tesis.


2.3 Tekanan nada

Dalam musik tekanan nada ditentukan oleh irama. Nada yang terdapat pada hitungan pertama dari masing-masing birama mendapat tekanan.


2.4 Kalimat yang dinyanyikan

Kalimat yang dinyanyikan dalam lagu ada dua bentuk, yaitu:
  1. nyanyian resitatif
  2. nyanyian melismatis

Nyanyian resitatif adalah kata-kata lebih penting daripada lagu. lagu mengabdi total kepada teksnya. Untuk perlu menerapkan aturan-aturan dari kalimat bahasa.

Nyanyian melismatis adalah satu huruf hidup dipakai untuk serangkaian nada. Teks memberi ruangan penuh kepada lagu, untuk itu dipakai aturan-aturan dari kalimat musik.