Mengenal Artikulasi Dalam Bernyanyi
Table of Contents
Menyambung suku kata dan aturan artikulasi dalam bernyanyi
Menyanyikan semua suku kata secara bersambung
Jika terdapat dua huruf mati berjajar, disambung dengan baik tanpa pemenggalan. Seperti contoh di bawah ini.Jika dahulu orang berpendapat bahwa artikulasi akan berkurang dengan bernyanyi secara bersambung, maka semua suku kata dipisahkan. Seperti kata : ta-nah tum-pah da-rah-ku yang su-ci muli-a.
Tetapi sekarang sudah tidak lagi, sejak disadari bahwa rahasia dari ucapan yang jelas terletak dalam pengelompokkan kata yang mengungkapkan satu pengertian, dengan berpangkal pada kesatuan kelompok kata, masing-masing kata akan mendapat kedudukan yang wajar. Dengan demikian orang tidak hanya mendengar kata-kata saja, tetapi juga dapat menangkap artinya.
- Apabila suatu suku kata ditutup dengan huruf bisu, maka huruf bisu itu baru boleh diucapkan pada saat menjelang nada yang berikutnya atau pada awal istirahat yang mengikuti nada terakhir kalimat.
- Apabila dalam satu kalimat musik dua huruf mati diucapkan berturut-turut, maka ucapan huruf bisu yang pertama harus ditunda sampai sesaat sebelum huruf mati yang berikutnya. Huruf bisu selalu diucapkan dengan jelas.
- Huruf-huruf: m, n, l, r, w, ny dan ng yang mengikuti huruf hidup yang pendek hendaknya dibunyikan langsung. Kalau huruf yang pendek itu jatuh pada nada yang panjang maka pada pukulan terakhir dari nada itu, huruf hidup ditinggalkan dan digantikan dengan huruf mati.
- Huruf rangkap yang dinyanyikan dengan nada panjang, hendaknya ditahan pada huruf hidup yang pertama, kemudian sedikit demi sedikit mengalir ke huruf hidup yang kedua.
Perhatikan bahwa:
- Dua huruf tidak boleh dipisahkan
- Dua huruf yang pertama mendapat tekanan yang pokok.
- Contoh huruf rangkap lagu 'Nyiur Hijau' ciptaan Maladi.
- Semua kata yang diawali dengan huruf hidup tidak dimulai dengan letusan dan tanpa terdengarnya huruf pembuka jalan (h, m atau n), hendaknya dimulai dengan lembut dan pasti.
- Huruf hidup yang dinyanyikan selama beberapa nada yang berlainan, dinyanyikan secara bersambung tanpa dipisahkan dengan 'h' tanpa diayunkan, tetapi dengan membunyikan masing-masing nada secara legato.
Materi Terkait
- 1 Pengenalan Teknik Belajar Vokal
- 2 Mengenal Jenis-jenis dan Wilayah Suara Manusia
- 3 Teknik, Jenis-jenis, Cara Menghemat dan cara Latihan Pernafasan Dalam Bernyanyi
- 4 Mengenal Sikap Tubuh Secara psikis dan Secara fisik Saat Bernyanyi
- 5 Mengenal Organ suara, Diksi , Artikulasi huruf mati, dan Artikulasi huruf hidup rangkap dalam Membentuk Suara
- 6 Mengenal Artikulasi Dalam Bernyanyi
- 7 Mengenal Pengertian Resonansi, Ruang Resonansi, dan Latihan pemanfaatan rongga-rongga resonansi
- 8 Mengenal Intonasi, Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Intonasi, dan Penyebab Intonasi Kurang Tepat
- 9 Mengenal Phrasering dan Macam-macam Phrasering
- 10 Mengenal Ekspresi dan Teknik Penjiwaan Penyanyi
- 11 Pentingnya Memperhatikan Penampilan Bagi Seorang Penyanyi
- 12 Sifat Vokal dan Gaya Vokal Bagi Seorang Penyanyi
- 13 Mengenal Teknik Serta Langkah-langkah Memulai Latihan Vokal