Macam-macam Sistem Klasifikasi Kota

Table of Contents

Sistem klasifikasi kota dapat bedakan atas beberapa faktor, seperti berdasarkan jumlah penduduk, fungsi, dan luas kota.


Sistem penggolongan kota yang dilakukan oleh sebuah negara tidaklah selalu sama dengan negara lainnya. Hal ini sangat ditentukan dengan tingkat kemajuan pembangunan yang telah dicapai dan jumlah penduduk negara yang bersangkutan.


Terdapat beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan penggolongan kota, seperti city untuk sebutan kota, town untuk sebutan kota kecil, dan urban untuk sebutan wilayah perkotaan.


Untuk dapat mengklasifikasikan kota kita memerlukan standar yang cukup valid dan representatif.



Macam-macam Sistem Klasifikasi Kota

Secara umum, sistem klasifikasi kota yang sering digunakan adalah
  1. Berdasarkan Sejarah Pertumbuhannya
  2. Berdasarkan Jumlah Penduduknya
  3. Berdasarkan Kualitas Perkembangannya


a. Kota-Kota di Indonesia Berdasarkan Sejarah Pertumbuhannya

Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, terdapat empat jenis perkembangan kota, yaitu
  1. Perkembangan Kota dari Pusat Perdagangan
  2. Perkembangan Kota dari Pusat Perkebunan
  3. Perkembangan Kota dari Pusat Pertambangan
  4. Perkembangan Kota dari Pusat Administrasi Pemerintahan


1. Perkembangan Kota dari Pusat Perdagangan

Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat perdagangan diantaranya seperti Jakarta, Pontianak, Bagansiapiapi, Samarinda, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.


Kota-kota di atas berada di pinggir sungai atau pantai dengan tujuan mempermudah pemasaran dan tukar menukar barang dagangan.



2. Perkembangan Kota dari Pusat Perkebunan

Usaha perkebunan memerlukan tanah yang luas dan cukup subur serta curah hujan dan iklim yang sesuai dengan tanamannya.


Selain itu, usaha perkebunan banyak memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu, daerah perkebunan selalu didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar perkebunan.


Banyaknya penduduk di sekitar perkebunan akhirnya berkembang menjadi desa dan jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota.


Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat perkebunan, diantaranya adalah Pematangsiantar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Sabang, dan Bandung.



3. Perkembangan Kota dari Pusat Pertambangan

Selain perkebunan, usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu, daerah pertambangan juga banyak didatangi tenaga kerja.


Para pekerja ini juga akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan.


Banyaknya penduduk di sekitar pertambangan berkembang menjadi desa dan akhirnya jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota.


Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat pertambangan, diantaranya adalah Plaju, Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Bontang, Ombilin, Sawahlunto, Tanjung Enim, Bukit Asam, Wonokromo, dan Cepu.



4. Perkembangan Kota dari Pusat Administrasi Pemerintahan

Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan kemajuannya banyak bergantung pada campur tangan para penguasa atau pemerintah, contohnya pada kota Jakarta dan Yogyakarta.


Catatan !!!
Jika kalian ingin mengenal lebih jauh pengetahuan tentang desa, kecamatan, kabupaten, dan kota, kunjungilah laman situs www.urbanpoor.or.id


b. Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya

Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut.
  1. Kota kecil, atau kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000 jiwa
  2. Kota besar, atau kota yang berpenduduk antara 100.000– 1.000.000 jiwa
  3. Kota metropolitan, atau kota yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa
  4. Kota megalopolis dan Ekumenopolis

Istilah megalopolis berasal dari seorang geograf bernama Gottmann untuk menyebutkan gabungan raksasa metropolis-metropolis, seperti yang terdapat di Amerika Serikat, Eropa Barat Laut, dan Jepang.


Penggabungan ini didefinisikan sebagai situasi konsentrasi penduduk yang jumlahnya lebih dari 25 juta jiwa yang berdesak-desakan di kota untuk mencari kehidupan di perkotaan.


Megalopolis di Amerika Serikat panjangnya mencapai 650 km dari Washington ke Boston, di Eropa Barat Laut mencapai 825 km dari London ke Hamburg, dan di Jepang mencapai 480 km dari Tokyo ke Osaka.


Di negara-negara yang sedang berkembang, dikarenakan lokasi metropolis yang tersebar berjauhan, kemungkinan yang terjadi adalah ekumenopolis.


Pada dasarnya satu metropolis dikerumuni kota-kota besar dan kecil yang tersebar di daerah agraris.


Di Jawa, kota Jakarta dan Surabaya merupakan dua kota metropolis. Sumbu Jakarta-Surabaya panjangnya mencapai 650 km.



Klasifikasi kota secara numerik berdasarkan jumlah penduduk dikemukakan oleh NR. Saxena.


Menurut NR. Saxena, tahapan kota dilihat dari jumlah penduduknya adalah sebagai berikut.
  1. Infant Town dengan jumlah penduduk antara 5.000 sampai 10.000 orang.
  2. Township yang terdiri atas adolescent township, mature township, dan specialized township dengan jumlah penduduk berkisar antara 10.000 sampai 50.000 jiwa.
  3. Town-City terdiri atas adolescent town, mature town, specialized town, dan adolescent city dengan jumlah penduduk berkisar antara 100.000 sampai 1.000.000 jiwa.

Berikut ini adalah tabel kota terbesar di dunia berdasarkan jumlah penduduknya


Kota Terbesar di Dunia Berdasarkan Jumlah Penduduknya
No Nama Kota Jumlah Penduduk (Juta Jiwa)
1. Tokyo, Jepang 35,0
2. Mexico City, Meksiko 18.7
3. New York, Amerika Serikat 18.3
4. São Paulo, Brazil 17.9
5. Mumbai, India 17.4
6. Delhi, India 14.1
7. Kalkutta, India 13.1
8. Buenos Aires, Argentina 13,0
9. Shanghai, Cina 12.8
10. Jakarta, Indonesia 12.3
11. Los Angeles, USA 12,0
12. Dhaka, Bangladesh 11.6
13. Osaka, Jepang 11.2
14. Rio de Janeiro, Brazil 11.2
15. Karachi, Pakistan 11.1
16. Beijing, Cina 10.8
17. Kairo, Mesir 10.8
18. Manila, Filipina 10.4
19. Paris, Prancis 9.8
20. Seoul, Korea 9.7
Sumber: UN Population Divitions Encarta Premium DVD, 2006

c. Klasifikasi Kota Berdasarkan Kualitas Perkembangannya

Dilihat dari kualitas perkembangannya, tahapan kota dapat dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu
  1. Tahap Eopolis
  2. Tahap Polis
  3. Tahap Metropolis
  4. Tahap Megalopolis
  5. Tahap Tyranopolis
  6. Tahap Nekropolis


1. Tahap Eopolis

Tahap Eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur sehingga organisasi masyarakat penghuni daerah tersebut sudah mulai terlihat ciri-ciri perkotaan.


Tahap Eopolis ini merupakan peralihan dari pola kehidupan desa tradisional ke arah kehidupan kota.



2. Tahap Polis

Tahap Polis adalah tahapan suatu daerah kota yang masih bercirikan sifat agraris atau berorientasi pada sektor pertanian. Saat ini sebagian besar kota-kota di Indonesia masih berada pada tahapan polis.



3. Tahap Metropolis

Tahap Metropolis adalah tahap selanjutnya dari tahap polis.


Tahap Metropolis ditandai oleh sebagian besar orientasi kehidupan ekonomi penduduknya mengarah ke sektor industri.


Kota-kota di Indonesia yang berada pada tahap metropolis diantaranya seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.



4. Tahap Megalopolis

Tahap megalopolis adalah suatu wilayah perkotaan yang ukurannya sangat besar, biasanya terdiri atas beberapa kota metropolis yang menjadi satu membentuk jalur perkotaan.


Contoh Tahap megalopolis adalah jalur Megalopolis Boston-Washington (BOSWASH) di wilayah Amerika Serikat bagian timur, Randstaad di Belanda (mulai dari Doordrecht-Arnhem), dan jalur Ruhr di Jerman sepanjang Sungai Rhein.



5. Tahap Tyranopolis

Tahap Tyranopolis adalah tahapan kota yang kehidupannya sudah dikuasai oleh tirani, kemacetan, kekacauan pelayanan, kejahatan, dan kriminalitas.



6. Tahap Nekropolis

Tahap Nekropolis adalah tahapan perkembangan kota yang menuju ke arah kota mati.