Alat Bantu Sederhana dalam Pembuatan Peta dan Tahapan Pengukuran Jarak dan Arah

Table of Contents

Setelah kita tahu tentang cara penulisan dan membaca peta, kita juga harus belajar cara membuat peta.


Pembuatan peta dapat dilakukan dengan cara yang secara sederhana. Proses pembuatan peta sendiri meliputi pengukuran langsung dan pembuatan peta tematik secara sederhana.


Saat menggambarkan peta, kita dapat memulai dengan pemetaan daerah sempit, kemudian dilanjutkan secara bertahap hingga mencakup daerah yang lebih luas.


Alat yang dapat kita gunakan dalam pembuatan peta adalah kompas magnetik dan pita ukur yang panjangnya 50 meter dan dapat digulung.


Pengukuran sendiri dilakukan dengan penggunaan metode berantai atau lebih dikenal dengan sebutan chain survey.



Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan Peta Dengan Alat Bantu Sederhana

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembuatan peta dengan alat bantu sederhana.
  1. Unsur-unsur yang diukur meliputi sudut arah atau azimuth magnetik dan jarak.
  2. Tahap pengukuran dimulai dari daerah yang sempit, kemudian diteruskan secara bertahap ke wilayah yang relatif lebih luas.
  3. Sudut arah atau azimuth magnetik diukur dengan menggunakan kompas magnetik. Jarak dapat diukur dengan menggunakan pita ukur dari logam tipis yang dapat digulung, misalnya pita ukur sepanjang 50 meter.
  4. Pengukuran jarak dan arah atau azimuth magnetik dilakukan pada garis ukur pokok atau segment garis.


Teknis Pengukuran Arah dan Jarak

1. Sudut Arah atau Azimuth

Tanda orientasi merupakan salah satu unsur utama dalam proses pengukuran. Setiap peta memiliki arah utama yang ditunjukkan ke arah atas atau utara.


Apabila kalian memperhatikan suatu peta yang lengkap, kalian dapat melihat tiga arah utara yang sering digunakan dalam suatu peta.


Ketiga arah utara yang sering digunakan pada peta adalah sebagai berikut.
  1. Arah utara magnetis
    Arah utara magnetis adalah arah utara yang menunjukkan kutub magnetis.
  2. Arah utara sebenarnya
    Arah utara sebenarnya, sering disebut juga utara geografis, atau utara arah meridian.
  3. Arah utara grid
    Arah utara grid adalah utara yang berupa garis tegak lurus pada bidang horizontal di peta.

Ketiga macam arah utara yang dijelaskan di atas berbeda pada setiap tempat. Perbedaan ketiga arah utara ini perlu kalian ketahui agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan arah peta. Jika kita salah menafsirkan arah orientasi, maka tanpa disadari kita sudah tersesat.


Diagram Deklinasi Peta Rupabumi Bandung Tahun 2001

Arah utara magnetis termasuk arah utara yang paling mudah ditetapkan, yaitu dengan pertolongan kompas magnetik.


Perbedaan sudut antara utara magnetis dengan arah suatu objek ke tempat objek lain searah jarum jam disebut sudut arah atau dikenal juga dengan sebutan azimuth magnetik.


Peta yang dibuat dengan menggunakan kompas, perlu mencantumkan penjelasan bahwa utara yang digunakan adalah utara magnetis.
Contoh:
Azimuth Magnetis AB (Az, AB) = 70º
Azimuth Magnetis AC (Az, AC) = 310º


Sudut Arah Utara Magnetik

2. Pengukuran Jarak

Kalian perlu tahu bahwa jarak yang dapat digambarkan secara langsung pada peta adalah jarak horizontal, dan BUKAN jarak miring.


Untuk jarak yang pendek dilakukan dengan merentangkan pita dan menggunakan waterpass sehingga mendekati jarak horizontal. Untuk jarak yang panjang dilakukan secara bertahap.


Jarak horizontal A–D adalah d1 + d2 + d3.

Cara Pengukuran Sederhana Pada Daerah Miring

Untuk wilayah yang relatif datar, pengukuran jarak tidak mengalami kendala atau masalah. Berbeda pada daerah yang tidak datar terkadang terdapat hambatan.


Hambatan terjadi terutama pada daerah datar yang memiliki garis ukur yang relatif panjang, karena adanya objek penghalang seperti sungai atau kolam.


Seperti garis tegak lurus pada garis ukur di titik A sehingga diperoleh garis AC.


Pengukuran Tahap 1

Ketika kita menempatkan titik D tepat ditengah-tengah AC. Kemudian, menarik garis dari B ke D hingga di bawah titik C. Lalu, membuat garis tegak lurus ke bawah terhadap garis AC dari titik C, sehingga terjadi perpotongan di titik E. Maka, diperoleh segitiga ABD dan CED yang sama dan sebangun sehingga jarak AB yang akan diukur sama dengan jarak CE.


Pengukuran Tahap 2

Tahapan Pengukuran Jarak dan Arah

Agar pengukuran jarak dan arah tidak terlalu banyak mengalami persimpangan, maka perlu dilakukan secara bertahap. Seperti memetakan jalur jalan A–B, tahapan pengukuran yang perlu dilakukan dapat dituliskan sebagai berikut.


Lakukan pengukuran garis-garis ukur pokok, dimulai pada ukuran pokok yang ditunjukkan oleh garis 1–2, 2–3, 3–4, dan 4–5. Azimuth magnetis diukur dari utara magnetis, dalam hal ini UM ke garis pokok.


Apabila di sepanjang jalur jalan terdapat objek-objek tertentu, seperti bangunan atau aliran sungai, objek tersebut dapat dipetakan dengan cara mengukur jarak tegak lurus dari titik pada garis ukur pokok ke titik yang mewakili objek tersebut. Garis ini disebut offset


Perhatikan contoh berikut, dimana objek rumah di pinggir garis ukur pokok 1–2.


Pengukuran Tahap 3

Pada gambar di atas, offset 1, 2, 3, 4, dan 5 dibuat tegak lurus terhadap garis ukur dari titik A ke titik A¹. Panjang offset 2 diukur dari titik a ke titik a¹, dan begitu seterusnya.