Perkembangan Musik Klasik Era Renaisans (1450-1600)

Table of Contents

Perkembangan musik klasik pada era renainsans ini, dimulai dari ketertarikan pada kebudayaan Yunani Kuno. Awalnya berkembang humanisme terjadi khususnya di Italia dan berfundamentalisme di Eropa Utara.


Musik berkembang cukup baik di dalam maupun di luar gereja. Manusia seperti sudah menemukan kembali jati dirinya, hal ini tampak terutama pada idealisme kaum Protestan. Mereka meyakini bahwa manusia bisa berhubungan langsung dengan Tuhan-nya.


Walaupun perkembangan melodi dan tekstur musik masih menggunakan modus-modus lama, tetapi akord-akord sudah mulai disusun dengan cara menghubungkan melodi-melodi yang menghasilkan konsonan atau disonan.


Selain musik vokal, pada era renainsans ini ditandai juga dengan mulainya komposisi solo yang disertai iringan ansambel instrumental. Selama abad ke-16 musik instrumental mulai memperlihatkan ketertarikannya perlahan naik secara cepat bersamaan dengan perkembangan teknik-teknik permainan instrumen yang idiomatis seperti ritme-ritme yang menggunakan aksen kuat, nada-nada yang diulang-ulang, wilayah nada yang luas dan panjang, nada-nada yang ditahan dan frase-frase, dan banyak ornamentasi melodi.

Related:

Renaisans dapat diartikan sebagai periode pada Sejarah Eropa Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia, baik melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan belahan bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian.


Dikarenakan pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler mulai muncul dan berkembang. Musik-musik jenis instrumental yang pada awalnya masih kurang mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja perlahan mulai memperlihatkan jati dirinya. Tetapi musik gereja tetap sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode era Renaisans ini. Komposer-komposer terpenting pada era Renaisans adalah Josquin des Prés, Orlandus Lassus, William Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.