Perkembangan Musik Era Abad Pertengahan 600-1450

Table of Contents

Pada era abad pertengahan atau Medieval Era, suatu periode masa yang paling panjang berkaitan dengan semua kehidupan dan seni untuk pelayanan gereja. Musik digunakan untuk keperluan ibadah, sebagai instrument utama untuk memahami karya-karya Tuhan Allah.


Dengan mewarisi pemikiran serta pandangan Yunani, bangsa Romawi yang beragama kristen mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga nada dan hingga kini masih banyak digunakan dalam berbagai peribadatan kristen.


Disamping itu standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi dalam musik. Seorang biarawan dan teoretikus musik bernama Guido d’Arezzo (ca. 997 – ca. 1050) merancang sistem menyanyi yang bernama solmisasi.


Bahkan pemimpin gereja saat itu Paus Gregorius I mengatur penggunaan lagu-lagu pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal dengan Gregorian chant.


Gaya polifoni dikenal sebagai teknologi komposisi yang menggabungkan atar dua alur melodi dan lebih memperkaya rasa keindahan musikal dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan disinilah awal mula dikenalnya harmoni.


Pada abad ke-14, pusat musik letaknya di Italy dengan komposer-komposer penting seperti Francisco Landini, Giovanni da Cascia, dan Jacopo da Bologna. Di Paris pencipta musik Léonin dan Perotin yang merupakan biarawan Katedral Notre-Dame disebut sebagai komposer-komposer Aliran Notre-Dame atau The Notre-Dame School.


Sebuah risalah penting berjudul Ars Nova atau Seni Baru, lahir oleh Philippe de Vitry pada abad ke-14 dan sekaligus menunjukkan bahwa seni yang berkembang sebelumnya menjadi kuno.