Unsur Interpretasi Foto Udara

Table of Contents

Pengenalan objek adalah unsur terpenting dalam interpretasi foto udara.


Tanpa pengenalan objek, sangat tidak mungkin untuk melakukan analisis sebagai salah satu usaha untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.


Prinsip dasar pengenalan objek pada foto adalah dengan menentukan karakteristik atau atributnya dalam foto.


Karaktersitik objek yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut sebagai unsur interpretasi citra.


Macam-macam Unsur Interpretasi Citra Udara

Unsur interpretasi citra udara terdiri atas sembilan butir, yaitu
  1. Rona atau warna
  2. Tekstur
  3. Bentuk
  4. Ukuran
  5. Pola
  6. Situs
  7. Bayangan
  8. Asosiasi
  9. Tinggi

Kesembilan unsur interpretasi citra diatas disusun secara hierarki seperti pada gambar di bawah ini.


Susunan Hierarki Unsur Interpretasi Citra

1. Rona dan Warna

Rona atau tone/color tone/grey tone adalah tingkat kegelapan atau kecerahan suatu objek pada foto.


Rona pada foto pankromatik merupakan jenis atribut bagi objek yang berinteraksi dengan spektrum tampak yang disebut sinar putih. Sinar putih adalah spektrum dengan panjang gelombang (0,4 m – 0,7 m).


Di dalam penginderaan jauh, spektrum ini dikenal sebagai spektrum lebar. Oleh karena itu, rona dapat ditafsirkan tingkatan dari hitam ke putih maupun sebaliknya.


Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit bahkan lebih sempit daripada spektrum tampak.


Warna memperlihatkan tingkat kegelapan yang lebih beragam.


Susunan Hierarki Unsur Interpretasi Citra2

Lima Faktor Yang Mempengaruhi Rona Pada Citra

Rona pada citra dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu


1. Karakteristik objek atau permukaan kasar atau halus.

Karakteristik objek yang memengaruhi rona adalah sebagai berikut.
  1. Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada foto karena sinar yang datang mengalami hamburan hingga me ngurangi sinar yang dipantulkan.
  2. Warna objek yang gelap cenderung menghasilkan rona gelap.
  3. Objek yang basah atau lembap cenderung menimbulkan rona gelap.
  4. Pantulan objek, seperti air akan tampak gelap.

Tabel Nilai Albedo Tanah, Air, dan Vegetasi
Objek
(1)
Albedo (%)
(2)
Tanah
Pasir halus 37
Tanah hitam, kering 14
Tanah hitam, lembab 8
Tanah cerah 25–30
Endapan lava 16
Granit 31
Batuan kapur 36
Pasir putih 35–40
AIR
Salju kering, jernih, padat, baru 86–95
Salju lama 47–70
Es laut 36
Lembaran es, tertutup air 26
Ladang pepohonan tertutup salju 33–40
Air dengan elevasi matahari:
90° 2
60° 2,2
30° 6
20° 13,4
10° 35,8
60
90
VEGETASI
Belukar gurun pasir 20–29
Hutan musim 16–23
Hutan pinus 14
Padang rumput 12–13
Rawa 10–14


2. Bahan yang digunakan atau jenis film yang digunakan

Jenis film yang digunakan juga sangat menentukan rona pada foto, karena setiap jenis film memiliki kepekaan yang berbeda-beda.



3. Pemrosesan emulsi

Pemrosesan Emulsi diproses secara redup, setengah redup, dan gelap. Emulsi dapat diproses dengan hasil redup (mat), setengah redup (semi mat), dan kilap (glossy).


Cetakan kilap lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan ketampakan rona pada foto udara cerah tetapi sulit diberi gambar. Cetakan redup bersifat sebaliknya.


Cetakan setengah redup memiliki sifat ronanya cukup cerah dan masih agak mudah diberi gambar.



4. Keadaan cuaca

Rona citra udara sangat ditentukan dengan jumlah sinar yang dapat mencapai sensor.



5. Letak objek dan waktu pemotretan

Letak dapat diartikan letak lintang dan letak bujur, ketinggian tempat, dan letak terhadap objek lainnya.


Letak lintang sangat dipengaruhi oleh ketampakan rona pada foto. Selain itu, letak lintang juga menentukan sudut datang sinar matahari.


Ketinggian tempat juga dapat mempengaruhi rona pada foto bagi objek yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh sering timbulnya kabut tipis pada pagi hari di tempat tinggi.


Apabila pemotretan dilakukan pada pagi hari saat kabut tipis belum hilang, rona objek di tempat yang rendah lebih cerah.


Selain kedua pengertian di atas, letak juga dapat diartikan sebagai letak terhadap objek lain yang berada di dekatnya.


Apabila objek lain di dekatnya lebih tinggi dan menghalangi objek utama, objek tersebut akan tidak tampak pada foto.



2. Tekstur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada foto.


Tekstur biasa dinyatakan melalui ukuran kasar, sedang, dan halus. Contohnya seperti hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstur halus. Secara seder hana tekstur diartikan tingkat kekasaran atau kehalusan suatu objek.



3. Bentuk

Bentuk adalah gambar yang mudah dikenali. Seperti, gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L dan U atau persegi panjang, serta gunungapi berbentuk kerucut atau segitiga.



4. Ukuran

Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume.


Ukuran objek pada citra berupa skala. Contohnya, lapangan sepak bola dicirikan oleh bentuk segiempat dan ukuran yang tetap, yaitu sekitar 80m sampai 100 m.



5. Pola

Pola atau susunan keruangan adalah ciri yang menandai objek buatan manusia dan beberapa objek alamiah.


Contoh pola aliran sungai menandai struktur geomorfologis. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan.


Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, dengan ukuran rumah yang jaraknya dan luas bangunan yang seragam, dan selalu menghadap ke jalan.


Kebun karet, kebun kelapa sawit, dan kebun kopi mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari keteraturan pola serta jarak tanamnya.



6. Situs

Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh permukiman adalah teratur dan memanjang mengikuti alur jalan.


Persawahan banyak ditemukan di daerah dataran rendah dan sebagainya.



7. Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail suatu objek yang berada di daerah gelap.


Bayangan juga dapat menjadi kunci untuk pengenalan yang penting dari beberapa objek. Ada objek-objek tertentu yang tampak lebih jelas ketika ada bayangan.


lereng terjal terlihat lebih jelas dengan adanya bayangan, sama juga cerobong asap dan menara tampak lebih jelas karena adanya bayangan.


Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar secara jelas.



8. Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dan objek lainnya. Contohnya, stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu dan terminal bus berasosiasi dengan beberapa jalan.



9. Konvergensi Bukti

Untuk mengenali objek yang terdapat dalam citra udara, sangat dianjurkan tidak hanya menggunakan satu unsur interpretasi. Akan tetapi, sebaiknya digunakan unsur interpretasi sebanyak mungkin.


Semakin banyak unsur interpretasi yang dipertimbangkan, maka hasil yang didapatkan juga akan semakin akurat. Konsep inilah yang dimaksud dengan konvergensi bukti atau convergence of evidence.


Contoh Konvergensi Bukti