Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Contoh Kasus Pembenihan Ikan Konsumsi

Table of Contents

Pengertian Titik Impas (Break Even Point)

BEP (Break Event Point) adalah suatu keadaan dimana hasil usaha tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. BEP sering disebut sebagai titik impas.

Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas, artinya usaha tersebut tidak mengalami keuntungan atau pun kerugian.

Suatu usaha dapat disebut layak, ketika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi. Selain itu nilai BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku pada saat ini.


Manfaat dari BEP

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi usaha dan mengetahui produksi minimal usaha yang menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian.

Analisis BEP sangat penting saat membuat usaha agar tidak mengalami kerugian.

Secara umum manfaat BEP adalah sebagai berikut
  1. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
  2. Memberikan informasi tentang berbagai tingkat volume penjualan, dan hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
  3. Mengukur serta menjaga supaya penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
  4. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
  5. Menganalisis perubahan harga pokok, harga jual, dan juga besarnya hasil penjualan/tingkat produksi.

Analisis BEP merupakan suatu sarana perencanaan penjualan dan juga sekaligus sebagai perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan sekurang-kurangnya tidak mengalami kerugian.

Karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas nilai BEP-nya.


Menghitung BEP

Produksi minimal usaha harus dapat menghasilkan atau setidaknya menjual produknya agar tidak menderita kerugian.

BEP disini merupakan suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (titik impas).

Analisa BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas, artinya usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian.

Suatu usaha dinyatakan layak, selama nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.

BEP produksi dan harga dapat dihitung dengan rumus di bawah ini
rumus bep

Contoh Menghitung BEP

Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan Break Even Poin (BEP) agar saat melakukan usaha tidak mengalami kerugian.

Berikut adalah cara perhitungan BEP secara sederhana.

Diketahui, CV X merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pembudidayaan dan perdagangan Benih Ikan Konsumsi di Kota X. Pada awal usahanya CV X mengalami kerugian yang tidak jelas, padahal produksi terus jalan dan penjualan juga sangat bagus.

Setelah diamati lebih mendalam ternyata CV X tidak memperhitungkan nilai BEP, jadi harga jual yang ditawarkan oleh CV X terlalu rendah dan tidak mampu menutupi biaya produksi.

Berdasarkan hal tersebut CV X akhirnya melakukan perhitungan BEP. Perhitungan BEP didasarkan dari perhitungan biaya yang difokuskan pada kegiatan pembenihan saja dengan menggunakan berbagai asumsi, diantaranya adalah
  1. Satu siklus kegiatan pembenihan, terdiri dari pemijahan induk sampai dengan panen benih yang siap didederkan.
  2. Satu siklus kegiatan pembenihan > 30 hari
  3. Biaya produksi yang dibutuhkan dalam 1 siklus pembenihan sebesar Rp 450.000 yang terperinci pada Tabel di bawah ini.
    Tabel Biaya Operasional satu Siklus Pembenihan
    No. Kebutuhan Jumlah Biaya Satuan (Rp.) Biaya Total (Rp.)
    1 Media pemeliharaan 2 50.000 100.000
    2 Induk ikan lele 1 paket 100.000 100.000
    3 Artemia dan kutu air 1 paket 100.000 100.000
    4 Biaya Listrik (aerator) 1 paket 100.000 100.000
    5 Lain-lain - 50.000 50.000
    Total 450.000


  4. Hasil dari kegiatan pembenihan yang dilakukan dalam 1 siklus, yaitu
    1. Pada satu siklus pemijahan ikan cupang dapat menghasilkan telur sekitar 10.000 butir.
    2. Setelah masa inkubasi, 90% telur menetas menjadi benih atau larva, berarti 90% x 10.000 = 9000 benih.
  5. Jika benih yang dihasilkan 9000 ekor, sedangkan asumsi harga jual benih ikan lele dihargai Rp 200/ekor (ukuran 6-9 cm), maka dalam satu siklus pembenihan dapat dihasilkan pendapatan kotor (omset) sebesar
    Rp 200,00 x 9.000 = Rp 1.800.000,00 per siklus pembenihan.
  6. Sehingga perkiraan dalam satu siklus pembenihan ikan cupang dapat dihasilkan pendapatan bersih selama satu tahun sebesar:
    Pendapatan bersih = Pendapatan kotor – biaya produksi
    Pendapatan bersih = Rp 1.800.000,00 – Rp. 450.000
    Pendapatan bersih = Rp 1.350.000,00 per siklus pembenihan

Selain perhitungan serta asumsi kegiatan pembenihan. Untuk menghitung pembiayaan keseluruhan usaha budidaya ikan lele masih ada aspek lainnya yang harus diperhatikan seperti aspek-aspek kegiatan pemeliharaan induk.

Aspek kegiatan pemeliharaan induk bertujuan menghasilkan induk matang gonad yang berkualitas bagi kegiatan pembenihan, selain itu masih ada kegiatan pendederan dan pembesaran yang memiliki pasar yang lebih luas lagi.

Kemudian jika dilakukan analisis BEP maka biaya produksi menjadi dasar perhitungan BEP.

Jika biaya produksi yang dikeluarkan untuk budidaya pembenihan ikan lele sebesar Rp. 450.000,00 dan total produksi sebanyak 9.000 ekor, dengan harga jual benih ikan lele Rp. 200,00/ekor maka:
BEP Produksi = Rp 450.000,00 / Rp 2.000,00
BEP Produksi = 2250 ekor

BEP Harga = Rp 450.000,00 / 9000 ekor
BEP Harga = Rp 50/ekor