Kebutuhan Alat dan Bahan

Table of Contents

Alat penunjang pembenihan

Kegiatan pembenihan ikan lele tidak memerlukan peralatan-peralatan yang rumit atau sulit untuk diperoleh.

Peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele adalah sebagai berikut:
  1. Peralatan pengadaan air bersih seperti pompa air atau pompa celup (aerator)
  2. Pemijahan ikan lele seperti kakaban
  3. Pendederan benih ikan lele seperti blower
  4. Pemanenan atau penyortiran benih ikan lele seperti seser
  5. Pengemasan benih ikan lele seperti plastik, sterofoam, dan tabung oksigen


Bahan penunjang pembenihan

Sebelum melakukan pembenihan ikan lele, perlu menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan.

Bahan yang digunakan tergantung pada proses pembenihan yaitu
    persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)
  1. pemeliharaan induk
  2. pemijahan/pembenihan
  3. penetasan telur
  4. pemeliharaan larva dan benih

Induk ikan lele dan pakan merupakan bahan yang paling penting, agar proses produksi dapat berlangsung dengan baik. Dengan begitu diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen, yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan yang memungkinkan usaha berkembang dengan baik.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam memilih bahan, seperti pemilihan induk ikan, pakan ikan, dan lain sebagainya, yaitu:
  1. Ikan yang dipilih sebaiknya yang mudah dipelihara, atau bila usaha tersebut adalah pembenihan ikan maka sebaiknya ikan yang dipilih adalah jenis yang mudah dalam pemijahan, serta diharapkan dalam pelaksanaannya cukup menggunakan peralatan yang sederhana, sehingga biaya produksi dapat menjadi lebih ringan.
  2. Bahan baku yang disediakan harus berkualitas, karena untuk memperoleh suatu hasil produksi yang baik dibutuhkan bahan baku yang baik juga. Sebagai contoh untuk memperoleh benih yang baik diperlukan induk ikan yang baik.
  3. Bahan baku yang disediakan hendaknya yang mudah didapatkan di sekitar tempat usaha, sehingga bila sewaktu-waktu memerlukan bahan baku tersebut maka dapat secara mudah diperoleh atau tidak perlu menunggu lama, sehingga proses produksi tidak terhambat.
  4. Bahan baku yang tersedia hendaknya yang relatif murah, dengan demikian diharapkan usaha yang dijalankan dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.


Proses Pembenihan Ikan Lele Produk Konsumsi

Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budi daya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya yaitu pembesaran.

Pembenihan juga dapat diartikan bahwa suatu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan menghasilkan benih dan selanjutnya menjadi komponen input untuk kegiatan pembesaran.

Berikut ini adalah diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana hingga pemeliharaan larva dan benih.

Diagram alir proses pembenihan ikan dan bahan-bahan yang dibutuhkan

Pemenuhan Standar Produk

Dalam upayah pembenihan ikan konsumsi khusus ikan lele, perlu memperhatikan beberapa hal agar memenuhi standar produksi, diantaranya adalah sebagai berikut.


a) Persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)

Dalam pemijahan indukan ikan, hal utama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan kolam.

Kolam yang digunakan dapat berbahan dasar terpal, fiber glass, kolam semi permanen, atau tembok bersemen.

Pastikan kolam yang digunakan bersih supaya anakan ikan yang baru menetas tidak terkena penyakit.


b) Pemeliharaan induk

Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad dalam hal ini adalah sel telur dan sperma.

Penumbuhan serta pematangan dapat dipicu dengan pendekatan pengendalian kondisi lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal.

Untuk pendekatan lingkungan, media hidup dibuat seoptimal mungkin agar nafsu makan ikan meningkat di dalam wadah pemeliharaan.

Ciri-ciri induk ikan lele yang siap memijah adalah calon induk jantan dan betina terlihat mulai berpasang-pasangan dan kejar-kejaran. Untuk lebih jelasnya perhatikan ciri-ciri induk ikan lele jantan dan betina di bawah ini.

1). Ciri-ciri induk lele jantan

  1. Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
  2. Warna kulit dada terlihat sedikit tua jika dibanding induk ikan lele betina.
  3. Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
  4. Mampu bergerak dengan lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
  5. Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk lele betina.
  6. Kulit lebih halus dibanding induk lele betina.

2). Ciri-ciri induk lele betina

  1. Kepalany a lebih besar dibanding induk lele jantan.
  2. Warna kulit dada agak terang.
  3. Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, memiliki lubang yang agak lebar, serta terletak pada belakang anus.
  4. Gerakannya lambat, tulang kepala pendek, dan agak cembung.
  5. Perutnya lebih besar dan lunak.

3). Syarat induk lele yang baik

  1. Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
  2. Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak masih kecil agar terbiasa hidup di kolam.
  3. Berat badannya berkisar antara 100 gram hingga 200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
  4. Bentuk badan simetris, tidak cacat, tidak luka, tidak bengkok, dan lincah.
  5. Umur induk jantan di atas 7 bulan, dan untuk induk betina berumur 1 tahun.
  6. Frekuensi pemijahan dapat dilakukan satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.


c) Pemijahan atau pembenihan

Pemijahan atau pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Telur dihasilkan pada induk betina dan sperma dihasilkan pada induk jantan.

Induk betina yang sudah matang gonad artinya sudah siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan dapat berlangsung secara alami dan buatan. Pemijahan/pembenihan ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembenihan alami dan buatan.

proses pemijahan

1. Pembenihan alami

Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per sarang.

Tata caranya pembenihan alami adalah sebagai berikut:
  1. masukkan induk yang terpilih ke kolam
  2. masukkan makanan dengan protein yang tinggi, seperti cacing, ikan rucah, pellet, dan semacamnya setiap hari dengan dosis (jumlah berat makanan) 2%-3% dari berat total ikan yang ditebarkan
  3. kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari
  4. setelah induk diletakkan pada kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm
  5. kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak perlu diberi makan
  6. selama 10 hari berikutnya induk ikan telah memijah dan bertelur
  7. setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang dan benih ikan akan hidup bergerombol atau berkumpul, selanjutnya benih ikan dikeluarkan dari sarang dan dimasukan ke kolam pendederan.

2. Pembenihan Buatan

Pembenihan buatan dapat dilakukan dengan penambahan larutan ovaprim untuk mempercepat kematangan gonad induk sehingga cepat melakukan pemijahan.

Pemijahan atau pembenihan buatan atau disebut juga Induced Breeding atau hypophysasi adalah perangsang, indukan untuk kawin dengan cara memberikan suntikan cairan hormon (ovaprim) ke dalam tubuh ikan.

Pada selang waktu 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi atau keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur. Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air sebagai waktu yang tepat untuk melakukan pengurutan perut atau stripping.

Setelah telur ikan keluar, selanjutnya dilakukan pembuahan atau fertilisasi dengan cara menambahkan sperma indukan jantan. Selang 8 jam, telur tersebut menetas dan menjadi benih, selanjutnya benih ikan didederkan sampai ukuran yang ditentukan.


d). Penetasan telur

Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva, untuk itu telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan kemudian di inkubasikan dalam media penetasan atau wadah khusus (wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember berukuran besar.


e). Pemeliharaan larva dan benih

Pemeliharaan larva termasuk kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budi daya, termasuk tahapan yang cukup sulit.