Teknologi Pengolahan Makanan

Table of Contents

Bahan makanan yang terdapat di alam memiliki sifat dan karakteristik yang beragam. Tapi banyak juga kesamaan sifat yang dimiliki seperti mudah rusak.


Sebagai contoh buah mangga, sejak awal dipanen hanya bisa bertahan maksimum seminggu pada suhu ruang, setelah itu mangga akan membusuk. Secara umum, bahan makanan setelah dipanen secara fisiologis masih hidup namun akan terus berlangsung hingga terjadi pembusukan.


Usaha untuk memperlambat proses fisiologis dapat memperlambat proses pembusukan, dapat kita lakukan melalui teknologi pengolahan.


Sifat mudah rusak tentu sangat terasa berat khususnya saat panen raya, dimana suatu komoditas memasuki waktu panen bersamaan sehingga suplai meningkat tajam.


Jika kita hanya mengandalkan penjualan segar, maka tidak akan terserap atau terjual semua. Ini berisiko terhadap over supply sehingga dapat menurunkan harga jual, dan tentunya akan sangat mengurangi keuntungan buat petani.


Dampak paling berat terjadi jika hasil panen terlanjur membusuk, sehingga akhirnya terbuang sia-sia.


Solusi akan hal ini tentu sangat diperlukan, agar kejadian seperti yang terjadi pada bulan Oktober 2015 dimana beberapa daerah terjadi pembusukan tomat karena tidak terjual atau jika terjual pun harganya di bawah harga pokok produksi.



Mengenal Teknologi Pengolahan

Teknologi pengolahan adalah salah satu solusi yang bisa digunakan, untuk keluar dari masalah kerusakan pangan.


Teknologi pengolahan bisa membuat komoditas menjadi produk-produk yang mempunyai keawetan yang cukup lama.


Berbagai jenis teknologi pengolahan bisa digunakan untuk setiap komoditas. Seperti untuk mangga, bisa dijadikan selai, sirup, sari buah, fruit leather, manisan, dan lain sebagainya.


Kehadiran teknologi pengolahan juga dapat menjadi pilihan wirausaha yang prospektif. Maksudnya, wirausaha pengolahan makanan adalah pilihan yang baik, bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan modal yang ada, dari mulai skala rumah tangga, usaha mikro, kecil, menengah sampai besar.