Stabilitas Sistem Koloid
Stabilitas Sistem Koloid
Pada dasarnya sistem koloid relatif stabil, meski begitu masih kurang stabil jika dibandingkan dengan larutan.
Biasanya untuk tujuan-tujuan tertentu, sistem koloid harus dijaga supaya berada pada keadaan yang stabil, terutama pada pembuatan suatu produk industri seperti bedak cair, susu pembersih muka, krim minyak rambut, obat-obatan, atau bahan makanan dan minuman lainnya.
Untuk menstabilkan sistem koloid kita dapat melakukan dengan penambahan koloid pelindung atau dengan menghilangkan muatan koloid.
Penambahan Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar koloid menjadi stabil dan terhindar dari koagulasi.
Salah satu contoh koloid pelindung adalah gelatin yang ditambahkan pada es krim untuk mencegah penggumpalan dari partikel gula atau es sehingga es krim tetap lembut dan tidak menjadi keras.
Pernahkah kalian mendengar tentang emulgator ? Emulgator sering disebut sebagai koloid pelindung pada emulsi.
Emulgator adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid yang berupa emulsi agar koloid menjadi stabil. Contohnya seperti kuning telur yang ditambahkan pada mayones. Hal ini dikarenakan mayones terdiri dari minyak yang terdispersi dalam air.
Minyak dan air tidak dapat bercampur dan menyatu sehingga mudah terpisah kembali. Kuning telur yang ditambahkan pada mayones akan membuat lapisan pelindung di sekeliling tetes-tetes minyak ketika campuran dikocok. Dengan cara ini mayones dibuat agar tetap stabil. Contoh lain Emulgator adalah kasein yang ditambahkan pada susu sehingga susu tidak menggumpal.
Penghilangan Muatan Koloid
Cara kedua yang dapat digunakan untuk menstabilkan sistem koloid adalah dengan menghilangkan muatan pada permukaan partikel koloid.
Dengna menghilangkan muatan pada permukaan partikel koloid, maka koagulasi sistem koloid dapat dicegah.
Proses pemurnian partikel-partikel koloid dengan menghilangkan muatan koloid disebut dengan dialisis.
Pada proses dialisis, pemurnian partikel koloid dilakukan dengan difusi selektif melalui membran semi-permeabel.
Membran semipermeabel bisa berupa seloran, kertas perkama, dan beberapa plastik sintetik.
Membran semipermeabel memiliki pori-pori yang dapat dilewati ion tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid. Contohnya, jika kita ingin memisahkan campuran pati dan glukosa.
Campuran pati dan glukosa dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari bahan semi-permeabel dan direndam dalam wadah berisi air. Sehingga molekul glukosa akan melewati membran dan bercampur dengan air, sedangkan molekul pati tetap tertinggal dalam wadah.
Membran sel pada makhluk hidup bersifat semi-permeabel dan proses dialisis terjadi secara alami dalam ginjal untuk mengeluarkan limbah dari dalam darah.
Ginjal yang sudah tidak berfungsi, proses pengeluaran limbah dibantu dengan menggunakan mesin dialisis atau alat pencuci darah yang didasarkan pada prinsip dialisis.
Proses dialisis pada alat pencuci darah dikenal dengan sebutan Haemodialisis.