Mengenal Sifat-sifat Koloid

Table of Contents

Sifat-sifat Koloid

Sistem koloid memiliki sifat-sifat yang khas, yang membedakannya dari campuran yang lain.

Terdapat empat sifat koloid yang akan kita bahas pada artikel kali ini, yaitu
  1. Efek Tyndall
  2. Gerak Brown
  3. Adsorpsi
  4. Koagulasi


1. Efek Tyndall

Kalian tentu pernah melihat cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar kalian melalui ventilasi jendela di pagi hari.

Jika kalian perhatikan baik-baik, kalian akan melihat ada partikel-partikel debu beterbangan di udara.

Setiap saat partikel debu juga beterbangan di sekitar kiat namun karena ukurannya yang sangat kecil, maka tidak dapat melihatnya secara langsung.

Tapi tahukah kamu, mengapa partikel debu dapat kita lihat ketika terkena cahaya ?

Cahaya yang melewati partikel debu akan dihamburkan oleh debu tersebut sehingga debu jadi dapat terlihat oleh mata secara langsung.

Penelitian tentang sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya dilakukan oleh Tyndall.

Dalam penelitiannya, memberi nama peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid ini sebagai efek Tyndall.

Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya karena ukurannya yang cukup besar. Berbeda dengan larutan sejati yang tidak dapat menghamburkan cahaya.

Sebenarnya larutan sejati juga dapat menghamburkan cahaya karena pada dasarnya semua gas dan cairan dapat menghamburkan cahaya. Namun karena ukuran partikelnya yang sangat kecil maka sifat penghamburan cahaya oleh partikel larutan tidak bisa dideteksi.

Sebagai contoh, jika kita melewatkan seberkas cahaya pada larutan pati atau larutan koloid, maka lintasan cahaya tersebut akan tampak melewati larutan karena dihamburkan oleh partikel-partikel pati dalam larutan tersebut.

Sebaliknya, ketika percobaan yang sama dilakukan pada larutan garam atau larutan sejati, berkas cahaya tidak akan tampak.

Dengan adanya efek Tyndall, maka kita akan dapat membedakan koloid dan larutan dengan mudah.

g1
Beberapa contoh lain dari efek Tyndall dapat kita amati pada warna langit siang hari. Penghamburan cahaya oleh molekul udara di atmosfer menyebabkan langit berwama biru. Jika kita mengendarai kendaraan bermotor dan lewat jalan yang berkabut, maka cahaya dari kendaraan bermotor akan dihamburkan oleh kabut sehingga cahaya lampu tampak lebih terang.


2. Gerak Brown

Jika kiat mengamati suatu sistem koloid dengan menggunakan mikroskop ultra, maka kita akan melihat partikel-partikel koloid bergerak secara terus-menerus secara acak dan tidak beraturan dalam lintasan lurus yang berliku-liku.

Gerak acak dari partikel koloid ditemukan pertama kali oleh ahli botani asal Inggris yang bernama Robert Brown (1827) melalui pengamatannya pada gerak partikel serbuk sari dalam suatu cairan.

Gerak acak partikel koloid dalam medium pendispersi seperti di atas kemudian dikenal dengan sebutan gerak Brown. Dimana partikel-partikel dalam suatu zat selalu bergerak dan menghasilkan tumbukan antar partikel itu sendiri dari segala arah.

Gerak Brown terjadi karena adanya tumbukan antara molekul partikel pendispersi terhadap partikel koloid.

Banyaknya tumbukan oleh partikel pendispersi pada satu sisi partikel koloid tidak sama dengan tumbukan pada sisi yang lain sehingga dihasilkan gerak yang tidak beraturan dari partikel koloid.

Kecepatan gerak partikel koloid dinyatakan berbanding terbalik dengan ukuran partikel koloid. Jadi, Makin besar partikelnya makin kecepatannya akan semakin berkurang. Gerak Brown juga dipengaruhi suhu sistem koloid. Dimana jika terjadi kenaikan suhu dari sistem koloid, maka akan meningkatkan kecepatan gerak partikel pendispersi dan akibatnya gerakan partikel koloid juga akan semakin cepat.

Adanya gerak Brown mengakibatkan partikel-partikel koloid dalam sistem koloid menjadi relatif stabil karena gerakan yang terus-menerus akibat tumbukan dari partikel koloid akan mengurangi pengaruh gaya gravitasi.

gerak brown

3. Adsorpsi

Partikel koloid memiliki luas permukaan yang sangat besar. Pada permukaan partikel koloid terdapat gaya Van der Waals yang belum terimbangi atau gaya valensi yang dapat menarik dan mengikat ion atau molekul yang lain.

Peristiwa penyerapan ion atau molekul oleh permukaan partikel koloid disebut sebagai adsorpsi.

Adsorpsi berbeda dengan absorpsi di mana peristiwa penyerapan sampai ke bawah permukaan. Jadi, pada adsorpsi, penyerapan hanya terjadi pada permukaan partikel.

Bila permukaan partikel koloid menyerap ion yang bermuatan positif, maka koloid tersebut akan menjadi bermuatan positif. Contohnya adalah koloid Fe(OH)3 yang bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.

Sebaliknya, jika permukaan partikel koloid menyerap ion yang bermuatan negatif, maka koloid tersebut menjadi bermuatan negatif. Contohnya, koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-.

g2
Jadi, partikel-partikel koloid dalam suatu sistem koloid memiliki muatan yang sejenis, entah positif atau negatif. Oleh karena muatannya sejenis, maka partikel tersebut akan saling tolak-menolak dan akibatnya mereka tidak akan pernah bergabung satu sama lain sehingga sistem koloid menjadi stabil.

Adanya peristiwa adsorpsi ini menyebabkan partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Jika sistem koloid diletakkan dalam medan listrik, maka partikel koloid yang bermuatan tertentu akan bergerak menuju elektroda yang muatannya berlawanan dengan partikel tersebut.

Partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju elektroda negatif (katoda), sedangkan partikel koloid yang bermuatan negatif akan bergerak menuju elektroda positif (anoda).

Dengan begitu kita sudah dapat menentukan jenis muatan partikel koloid.

Tahukah kamu!!!
Elektroforesis adalah peristiwa gerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda dalam medan listrik.

Prinsip Elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dan jenis aerosol yang lain dalam suatu industri menggunakan alat yang disebut alat Cottrell.


4. Koagulasi

Partikel-partikel koloid bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis.

Jika muatan listrik tersebut menghilang, maka partikel tersebut akan bergabung membentuk gumpalan.

Proses penggumpalan partikel-partikel koloid dalam suatu sistem koloid disebut dengan kongulasi.

Koagulasi berfungsi untuk memisahkan fase terdispersi dari medium pendispersinya.
Partikel koloid dibuat menjadi tidak stabil atai dipecahkan sehingga akan menggumpal dan dapat dipisahkan dari medium pendispersinya.