Dua Cara Koagulasi Kaloid
Koagulasi Kaloid
Koagulasi koloid dapat terjadi dengan dua cara, yaitu dengan cara mekanik dan dengan cara kimia. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan di bawah ini.
Koagulasi Kaloid Dengan Cara Mekanik
Penggumpalan partikel-partikel koloid secara mekanik dapat dilakukan melalui pemanasan atau pendinginan.
Sebagai contoh, jika kita merebus telur, maka albumin atau protein dalam telur yang merupakan sistem koloid akan menggumpal karena adanya pemanasan.
Albumin juga terdapat di dalam darah. Sehingga jika darah dipanaskan akan menggumpal.
Sebaliknya, jika kalian membuat agar-agar atau jelly, sistem koloid tersebut harus didinginkan supaya menggumpal.
Koagulasi Kaloid Dengan Cara Kimia
Penggumpalan partikel koloid juga dapat dilakukan melalui secara kimia, yaitu dengan menambahkan larutan elektrolit atau mencampurkan koloid yang berbeda muatan.
Berikut ini adalah penjelasan koagulasi kaloid dengan menambahkan larutan elektrolit dan mencampurkan koloid yang berbeda muatan.
1. Penambahan Larutan Elektrolit
Penggumpalan partikel koloid secara kimia dapat dilakukan dengan menambahkan larutan elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut.
Sebagai contoh peristiwa penggumpalan sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif ditambahkan larutan elektrolit Na3PO4.
Sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengadopsi ion PO43- dari elektrolit sehingga muatannya menjadi netral atau partikel koloid tidak bermuatan.
Karena partikel kaloid tidak bermuatan, maka ketika partikel-partikel koloid bersinggungan satu sama lain, mereka berkumpul dan menjadi besar lalu mengalami penggumpalan.
Cara yang sama juga terjadi pada sistem koloid yang bermuatan negatif yang akan dinetralkan oleh muatan positif dari ion dalam larutan elektrolit. Sebagai contoh pada pembentukan delta sungai.
Pada pembentukan delta sungai, partikel lumpur koloid dalam air sungai akan dinetralkan dengan ion dalam air laut sehingga partikel koloid tersebut mengendap dan membentuk delta.
2. Penambahan Koloid yang Berbeda Muatan
Penggumpalan partikel koloid dapat juga dilakukan dengan mencampurkan sistem koloid yang berbeda muatan.
Muatan yang berbeda dari kedua sistem koloid ini akan saling menetralkan sehingga sistem koloid tersebut akan berkumpul dan menjadi besar kemudian mengalami koagulasi.
Contohnya ketika kita mencampurkan sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif dengan sol As2S3 yang bermuatan negatif. Pencampuran kedua sol tersebut akan mengalami pengendapan atau koagulasi.