Sistem Membaca Notasi Musik

Table of Contents

Sistem membaca notasi

Dalam dunia musik, dikenal dua mancam sistem cara membaca notasi, yaitu Fixed do atau sistem do tetap dan Movable do atau sistem do berpindah. Di bawah ini adalah penjelasan lebih jauhnya.


1. Fixed do

Fixed do atau sering juga disebut sebagai sistem do tetap, artinya nada C dalam tangga nada apapun selalu dibaca do. Misalnya dalam tangga nada D mayor di bawah ini.

fix do

2. Movable do

Movable do atau sering disebut juga dengan sistem do berpindah, artinya nada do tidak selalu pada nada C tetapi bisa berpindah sesuai dengan tangga nadanya. Sistem ini lebih banyak dikenal dalam dunia pendidikan musik di Indonesia, sehingga timbul istilah nada dasar 1 = G, 1 = D, dan seterusnya.

Bagi kita yang menganut sistem Movable do lebih banyak menguntungkan karena kita lebih cepat mendeteksi interval suatu tangga nada.

movable do
Menentukan nada yang akan dikembangkan menjadi melodi dapat didahului dengan membuat pola ritme.

Pola ritme dapat disusun mulai dari tingkat yang sederhana sampai tingkat yang lebih rumit. Tingkat sederhana, disini maksudnya nilai nadanya menggunakan bentuk not yang besar, misalnya not utuh, setengah, seperempat dan seperdelapan. Untuk pola ritme yang rumit biasanya banyak menggunakan sinkop, disamping menggunakan bentuk not kecil seperti perenambelasan, triol kecil dan besar, atau mungkin kwartol atau kwintol, dan sebagainya.

Perlu kalian ketahui bahwa pola ritme yang baik tidak mesti rumit dan sulit dalam memainkannya. Sebaliknya pola ritme yang sederhana juga belum tentu tidak menarik. Keindahan melodi yang terbentuk dari pola ritme tidak ditentukan oleh sederhana dan rumitnya ritme yang disusun.


Yang Menentukan Keindahan Melodi

Keindahan melodi ditentukan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut.


1. Kesesuaian melodi dengan karakter lagu

Kesesuaian melodi dengan karakter lagu disini artinya apabila lagu yang diimprovisasi adalah lagu yang melankolis, maka pola ritmenya juga sederhana dan tidak memerlukan nilai nada yang kecil seperti seperenambelasan(1/16) atau bahkan sepertigapuluhduaan(1/32).


2. Pola ritme tidak mesti Sama

Pola ritme yang disusun dan tidak harus sama dengan pola ritme lagu yang akan diimprovisasi.

contoh pola ritme
Pola ritme diatas tidaklah sama dengan pola ritme yang ada pada lagu All I am. Nilai nada pada pola rirme diatas tidak terlalu sulit untuk dimainkan karena hanya menggunakan bentuk dan nilai not seperempat(1/4), dan seperdelapan(1/8).

Nilai not di atas masih mudah untuk dinyanyikan meskipun dimainkan dengan instrumen musik. Perlu diingat bahwa pola ritme yang rumit kecuali sulit untuk dinyanyikan maupun dimainkan juga belum tentu menjamin nilai keindahannya lebih tinggi dibanding pola ritme sederhana.

Seperti lagu All I am di atas telah ditentukan akor yang hampir semuanya menggunakan seventh chords. Setiap akor tersebut telah diketahui tangga nadanya.

Untuk dapat melakukan improvisasi suatu lagu, satu hal penting dan harus dikuasai adalah menganalisis jenis akor dan tangga nada akornya, serta progresi akor.

Lagu diatas berbirama 4/4 dan bernada dasar do = C. Ini artinya akor C merupakan akor tingkat I (pertama) dari lagu tersebut, memlilki nada yang sama dengan ionian, akor D merupakan akor tingkat II (ke dua) memiliki nada yang sama dengan dorian, akor E merupakan akor tingkat III (ke tiga), memiliki nada yang sama dengan phrygian, dan seterusnya.