Hal-hal Penting Dalam Membuat Aransemen Paduan Suara SATB

Table of Contents

Membuat Aransemen

Untuk membuat aransemen paduan suara campuran (SATB) biasanya digunakan atau dibuatkan lagu baru. Suara sopran biasa sudah ada dan menjadi melodi pokok, meskipun kadang ada juga melodi pokok yang diletakkan pada jenis suara yang lain, hal tersebut merupakan perkecualian.

Sebelum membuat aransemen, ada baiknya kita perhatikan ketentuan-ketentuan dasar tentang aransemen paduan suara SATB di bawah ini.


1. Penulisan dalam notasi balok

Dalam penulisan notasi balok, Sopran dan tenor ditulis dengan arah tangkai ke atas, sedangkan Alto dan bass ditulis dengan arah tangkai ke bawah.

SATB

2 Menentukan nada

Hal yang menjadi dasar dari pembuatan aransemen adalah menentukan nada berdasarkan akor yang sudah ditentukan. Untuk mementukan nada yang baik perhatikan beberapa hal berikut ini


1. Pendobelan nada

Prioritas pertama pada nada dasar, nada pertama pada birama pertama misalnya adalah

C mayor prioritas pertama
Pendobelan nada yang dilakukan adalah pada nada c, yang merupakan nada dasar yang terdapat pada suara sopran dan bass.


2. Prioritas ke dua pada nada ke lima (kwint)

Prioritas ke dua pada nada ke lima dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini.

C mayor prioritas kedua
Pendobelan di atas, terletak pada nada 'g' yang dinyanyikan alto dan tenor.


3. Tidak dianjurkan pada nada terts atau jarak ke tiga


C mayor pendobelan terts
Nada yang dilakukan pendobelan pada notasi di atas adalah nada 'e' yang merupakan nada ke tiga. Sebaiknya ini dihindari untuk menjaga kualitas dari akor yang bersangkutan.


4 Jarak nada pada masing-masing jenis suara

Usahakan ada jarak nada pada masing-masing jenis suara. Agar jarak atau interval Sopran dengan Alto, dan Alto dengan Tenor tidak lebih dari 1 oktaf.

Perhatikan pada birama pertama contoh di bawah ini.

Penulisan SATB
Interval antara sopran dan alto adalah nada e1 dan c1 tidak lebih dari 1 oktaf, bahkan kurang dari 1 oktaf, interval antara alto dan tenor adalah nada g dan e1 juga kurang dari 1 oktaf. Jarak tenor dengan bass boleh lebih dari 1 oktaf, seperti pada birama pertama ketukan ke 4.


3. Posisi Terbuka dan Tertutup

1 Posisi Terbuka

Posisi terbuka artinya antara sopran, alto dan tenor dapat disisipi nada yang lain, sebagai contoh:

 Posisi terbuka
Notasi diatas memperlihatkan bahwa antara sopran dan alto masih dapat disisipkan nada yang masih merupakan bagian keluarga akor C mayor yaitu nada g dan antara alto dan tenor juga terdapat nada yang merupakan isi akor C mayor yaitu nada c.


2. Posisi Tertutup

Posisi tertutup artinya antara Sopran, Alto dan Tenor tidak dapat disisipi nada yang lain, seperti birama pertama baris ke dua pada lagu di atas.

Posisi tertutup
Diantara sopran maupun alto tidak ada nada yang dapat disisipkan lagi. Kedua posisi ini tidak ada yang dilarang tetapi dianjurkan digunakan secara bergantian, artinya dalam satu aransemen keduanya bisa digunakan secara bersama-sama.

Perlu diperhatian penggarapan secara vertikal dan horisontal.
  • Vertikal artinya apabila ditarik garis lurus ke atas, nada-nadanya merupakan isi dari akor yang ditentukan.
  • Horisontal artinya deretan nada dalm setiap jenis suara hendaknya bersifat melodis, artinya interval nadanya mudah dinyanyikan, maka dari itu biasanya dicari nada yang paling dekat.

Contoh:
contoh aransemen SATB
Nada-nada diatas secara vertikal merupakan keluarga dari akor yang ditentukan dan secara horisontal masing-masing merupakan melodi yang berdiri sendiri dan mudah untuk dinyanyikan, jadi bukan semata-mata hanya melengkapi akor yang sudah ada. Hal ini penting karena perlu diingat bahwa suara alto, tenor, dan bass juga merupakan lagu yang berjalan bersama secara harmonis.


4. Overlapping

Dalam penggarapan aransemen SATB tidak diperbolehkan terjadi overlapping antara suara sopran, alto, tenor, dan bass.

Contoh:
overlapping
Notasi di atas menunjukkan bahwa suara tenor lebih rendah daripada suara alto yang disebut overlapping.

5. Paralel kwint dan oktaf

Dalam penggarapan aransemen paduan suara, parallel kwint dan oktaf tidak diperbolehkan karena seharusnya dua jenis suara dapat bergerak sendiri-sendiri menjadi terikat kebebasannya.
Contoh
paralel

Berikut ini adalah contoh aransemen yang benar dan yang salah

Aransemen yang benar seperti
contoh aransemen yang benar
Berikut adalah contoh paralel yang salah
Paralel salah
Perhatikan nada ke-2 dan ke-3 pada sopran, serta nada ke-2 dan ke-3 pada bass, terlihat sejajar. Aransemen tersebut sebaiknya disusun seperti gambar berikut

Aransemen yang seharusnya
Paralel yang tidak dibolehkan adalah paralel oktaf untuk suara sopran dan bass. Ini artinya terjadi pendobelan suara melodi, dan hal ini harus dihindari.
Contoh:
Paralel sopran dan bass
Aransemen tersebut sebaiknya seperti gambar berikut

Aransemen yang baik

6. Kadens (cadence)

Kadens adalah cara mengakhiri suatu karya komposisi dengan berbagai kemungkinan akor sebagai akhir suatu frase lagu. Kadens ditentukan dari melodi lagu yang akan diaransir karena pada dasarnya aransemen adalah juga membuat iringan.

Ragam akor sebagai akhir suatu frase menentukan jenis kadens sebagai berikut

1 Perfect Cadence

Perfect Cadence adalah kadens sempurna yang memiliki urutan akor tingkat IV – V – I. Dalam lagu-lagu pop banyak sekali dijumpai progresi akor jenis ini.


2 Half Cadence

Half Cadence adalah jenis kaden yang memiliki progresi akor tingkat V – I.


3 Plagal Cadence

Plagal Cadence memiliki progresi akor dari tingkat IV – I.


7. Langkah-langkah menyusun aransemen paduan suara SATB

1 Langkah pertama yaitu dengan menentukan terlebih dahulu suara bass berdasarkan akor yang telah ditetapkan.

Kalian dapat menentukan suara bass melalui pergerakan melodi yang berlawanan dengan suara Sopran (melodi pokok). Misalnya pergerakan melodi sopran pada birama pertama naik, berarti Anda disarankan membuat pergerakan bass pada birama pertama turun. Hati-hati disini, hindarilah parallel kwint maupun paralel oktaf. Setelah kalian menentukan suara bass, coba nyanyikan agar bisa diketahui kemelodisannya sehingga orang yang menyanyikannya merasa ‘enak’, bukan hanya sekedar menyusun nada-nada untuk melengkapi akor yang ditentukan. Inilah yang disebut pertimbangan horizontal.


2 Langkah ke dua adalah menentukan suara tengah

Suara tengah bisa berupa alto atau tenor. Usahakan interval atau jarak nada antara sopran dan alto tidak lebih dari 1 oktaf, sama halnya juga antara suara alto dan tenor. Sedangakan interval pada tenor dan bass boleh lebih dari 1 oktaf.


3 Usahakan agar secara vertikal, nadanya dapat selengkap mungkin sesuai dengan jenis akornya.



4 Pendobelan nada diprioritaskan untuk nada dasar

Disini pendobelan nada diprioritaskan pada nada dasar, prioritas ke dua untuk interval tertsnya. Misalnya untuk akor C mayor, prioritas pertama pendobelan terletak pada nada c, dan prioritas ke dua untuk nada e. Ini dilakukan agar kualitas akor tetap terjaga dan tidak menimbulkan interpretasi akor yang lain.


5 Perhatikan urutan nada dari atas ke bawah

Urutan nada dari atas ke bawah adalah sopran, alto, tenor, dan bass. Apabila ditemukan suara alto lebih rendah dari suara tenor, atau suara tenor lebih rendah dari sura bass, maka ini disebut dengan overlapping. Hal ini usahakan untuk dihindari. Ini dimaksudkan selain pertimbangan estetika penulisan dan yang lebih penting agar masing-masing jenis suara tidak kabur.

Perlu diingat bahwa yang paling penting dari semuanya adalah bagaimana bunyinya. Semua melodi untuk masing-masing jenis suara dianjurkan merupakan suara yang nyata, artinya suara alto, tenor, dan bass harus dapat dinyanyikan dengan enak dan seakan-akan menjadi lagu baru yang dinyanyikan secara bersama-sama. Oleh sebab itu nyanyikanlah berulang-ulang melodi jenis suara yang Kalian buat agar kesan melodisnya selalu muncul, bukan hanya pertimbangan vertikal saja. Apabila suatu kalimat lagu perlu penekanan atau penonjolan bisa disusun secara unisono.


8. Harmoni Modern

Salah satu kemampuan yang dituntut dalam permainan musik non klasik oleh setiap musisi adalah melakukan improvisasi. Ini penting, karena merupakan salah satu hal yang membedakan antara permainan musik klasik pada umumnya dan pemain musik non klasik.

Karena kemampuan improvisasi wajib dimiliki, maka diperlukan bekal untuk menguasai teknik dasar berimprovisasi. Kemampuan ini disamping berfungsi untuk mengembangkan kemampuan musikalitas, juga sangat dituntut dalam dunia kerja musik non klasik.

Improvisasi artinya mengembangkan melodi yang merupakan nada-nada dari tangga nada dalam suatu akor. Improvisasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pemain musik non klasik. Dalam beberapa repertoar, sering dituntut tidak mesti sama dengan lagu aslinya, namun kadang-kadang dituntut sama dengan lagu asli.

Lagu yang telah ditentukan akornya dianalisis, karena pada dasarnya setiap tingkatan akor memiliki tangga nada.

Nada-nada dalam tangga nada tersebut kemudian dirangkai sehingga membentuk melodi baru yang merupakan pengembangan dari nada-nada dalam tangga nadanya.

Menguasai tangga nada setiap akor pada suatu lagu merupakan bekal dasar seseorang dalam melakukan improvisasi. Pemain musik tidak mungkin melakukan improvisasi jika tidak menguasai akor dan progresinya yang ada pada suatu lagu.