Mengenal Bentuk dan Unit-Unit Struktur Musik

Table of Contents

Mengenal Bentuk dan Unit-Unit Struktur Musik

Pada dasarnya pengolahan sikwen seperti pada tekstur polifonik kontrapung melodi tunggal menunjukkan adanya fenomena sistem perkalimatan dalam sebuah melodi. Jika unit-unit seperti sikwen disusun sedemikian rupa maka pada akhirnya terbentuklah suatu struktur melodi. Melodi memiliki bentuk-bentuk perkalimatan seperti halnya bahasa. Pengertian bentuk dalam studi musik dapat diartikan sebuah rancang bangun suatu komposisi musik.


Bentuk Musik

Ada beberapa bidang kajian pembentukan musik, khususnya dalam konteks pendidikan tinggi musik diantaranya adalah mata kuliah Ilmu Analisis Musik (IAM) dan Ilmu Bentuk dan Analisis (IBA) yang pernah diterapkan di Jurusan Musik, FSP ISI Yogyakarta, atau Ilmu Bentuk Musik (IBM).

Di luar negeri, khususnya secara internasional dikenal istilah musical form analysis (Fountain 1967) atau analysis of musical form (Stein 1963) untuk menyatakan bidang kajian tentang bentuk musik. Di Indonesia sendiri, pembelajaran tentang bentuk musik pertama kali diterapkan pada masa Akademi Musik Indonesia (AMI) sebelum tahun-80an, kuliah ini dikenal dengan nama Ilmu Bentuk Analisa (IBA) yang menurut Susilo (1999:1-2) merupakan suatu studi mengenai sketsa, skema, struktur dan bahan bentuk musik.

Untuk bentuk sendiri Susilo mendefinisikannya sebagai suatu kesatuan ide-ide musikal yang mencakup melodi ritme dan harmoni. Selain Susilo, Prier (1971) memandang bentuk musik sebagai suatu keseluruhan yang umumnya tersusun dari potongan-potongan yang teratur dan simetris. Fountain (1967: ix) juga memberikan tanggapan bahwa struktur karya musik tonal dapat dilihat dari melodinya sehingga melodi memiliki peranan penting untuk memahami bentuk dari suatu musik.

Pengetahuan akan struktur komposisi musik merupakan persyaratan penting bagi setiap orang yang mendalami praktik maupun teori musik, khususnya untuk mencapai tingkat ketrampilan atau grade menengah ke atas baik secara informal maupun formal.

Jika seorang pemusik klasik yang mendalami keterampilannya secara otodidak pasti akan dengan sendirinya merasakan kebutuhan untuk melakukan penelitian pustaka melalui literatur-literatur musikologi dalam rangka mempertajam interpretasi dan penjiwaan dari karya yang dimainkannya.

Secara formal kebutuhan akan studi analisis musik tercermin dalam dua sistem pendidikan dan ujian.
  1. Yang pertama adalah sistem umum atau luar sekolah
  2. Yang kedua adalah sistem yang diterapkan di sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga pendidikan tinggi musik.

Persyaratan untuk memperoleh pengetahuan analisis musik pada sistem umum terlihat dari diterapkannya persyaratan kelulusan tingkat tertentu pada ujian teori musik bagi seorang yang mengambil ujian ketrampilan dari tingkat menengah ke atas. Secara formal pengetahuan ini diberikan secara terpisah dari cabang-cabang mata kuliah teori musik yang lain.

Pada beberapa kurikulum teori musik umum, studi analisis struktur musik diperkenalkan pada tingkat-tingkat yang berbeda. Penyertaan materi analisis struktur musik tingkat paling awal dapat kita jumpai mulai dari grade tingkat kedua pada silabus 2003, kurikulum Australian Music Examination Boards (AMEB, 2003: 40). Sedangkan pada silabus Royal Schools of Music, materi serupa mulai tersirat pada grade kelima (ABRSM, 1958: 75).

Pada kurikulum ujian praktik instrumen musik, pengetahuan tentang struktur mulai diwajibkan sebagai salah satu persyaratan tambahan untuk dapat lulus dari tingkat ketrampilan menengah ke atas yang umumnya mulai dari tingkat ketrampilan lima. Meskipun tidak ditanyakan secara oral atau dari mulut dan langsung seperti dalam ujian praktik instrumen, materi analisis musik dalam ujian teori musik merupakan salah satu pertanyaan kategori soal pengetahuan umum (general knowledge), selain kategori-kategori lainnya seperti:
  1. kunci atau tangga nada
  2. interval
  3. akor
  4. transposisi
  5. terminologi

Pada sistem ujian Australian Music Examination Boards (AMEB), tingkat ketrampilan instrumen terendah yang memiliki persyaratan kelulusan teori berupa grade 5 yang menuntut persyaratan tambahan sertifikat grade 3 teori musik.

Bentuk dalam karya musik merupakan kerangka musikal seperti halnya kerangka bagi makhluk hidup sehingga sangat besar peranannya dalam suatu karya musik (Ewen 1963, 5). Bentuk musikal dapat juga dipahami sebagai desain atau rancangan karya musik, yang kurang lebih sama seperti rancangan arsitektur sebuah rumah, suatu blok-blok perkantoran, atau sebuah pabrik.

Dalam konteks musik, komposer wajib membuat rancangan atau layout karya musiknya karena jika tidak, maka suatu karya musik akan terasa tidak jelas dan mengambang (Lovelock MCMLXVII, 6).

Sebagai salah satu syarat untuk menganalisis struktur musik, perlu dipahami terlebih dahulu pokok bahasan unit-unit strukturnya, khususnya dalam batasan sub frase yang meliputi figure, motif, dan kadens. Karena pokok bahasan ketiga sub struktur tersebut akan dibahas secara terpisah.

Frase suatu melodi musikal tersusun atas motif-motif atau figur-figur dan kadens. Dalam satu pengolahan motifis, frase tersusun dari elemen musikal terkecil. Susunan tersebut mulai dari beberapa nada berurutan yang membentuk figure. Sejumlah figur membentuk motif-motif yang kemudian akan membentuk sederetan motif dan membentuk semi frase, dan akhirnya sederetan semi frase membentuk frase.

Masalah penggunaan istilah figure dan motif dalam studi musik sudah lama terjadi. Salah satu istilah yang menyangkut keberadaan keduanya adalah figurasi. Apa yang dimaksud figurasi ? figurasi adalah sebuah kata yang mengambarkan setiap kelompok nada yang ringkas dan padat dan menunjukan tingkat kesatuan yang dapat dikenali, apakah itu merupakan sebuah figur ataukah motif. Agar dapat dipahami, maka kita perlu mengamati beberapa penerapan dan penggunaan istilah figur dan motif pada karya-karya musik.