Kadens Sebagai Struktur Musik

Table of Contents

Pengertian Kadens

Pada artikel kali ini, setelah kita melihat figure dan motif. Berikutnya yang akan kita lihat adalah kadens.

Apa itu Kadens ?

Kadens adalah pungtuasi dalam musik yang digunakan sebagai titik peristirahatan yang tersusun dari serangkaian akor-akor yang bergerak sedemikian rupa untuk menandai berakhirnya suatu frase atau seksi.

Kata cadence berasal dari bahasa latin, yaitu cadere yang berarti to fall. Dalam musik, kadens berkaitan dengan perasaan istirahat atau dalam bahasa latin disebut caesura yang implisit dengan bunyi nada rendah mengikuti nada tinggi yang hadir sebelumnya.

Secara umum, kadens memiliki dua fungsi, yaitu
  1. Sebagai penanda berakhirnya suatu frase atau seksi
  2. Sebagai penanda memulai sesuatu yang lain


Kelompok kadens

Pada musik tonal aktualitas kadens digambarkan sebagai sebuah kelompok kadens, yang berisi dari sebuah formula yang secara esensial melibatkan dua atau tiga akor. Berdasarkan hal itu kadens dapat dikelompokkan ke dalam 4 jenis yaitu:
  1. Kadens Autentik
  2. Kadens plagal
  3. Kadens deseptif
  4. Kadens setengah


1. Kadens autentik

Kadens autentik memiliki karakteristik yang tegas. Tidak hanya berfungsi sebagai mengakhiri satu kalimat, bagian atau seksi, tapi juga dapat mengakhiri keseluruhan komposisi. Oleh karena itu kadens autentik menggunakan susunan akor: V-I.

Akor V dalam hal ini mewakili setiap formasi dominant seperti V7, vii7, dan sebagainya.
Kadens autentik memiliki dua buah kategori, yaitu:

1. Kadens Autentik sempurna

Kadens autentik sempurna adalah terjadi jika akar trinada tampil dikedua suara luar baik sopran dan bass dari akor tonik seperti yang tampak pada contoh dibawah ini.

Kadens autentik sempurna

2. Kadens Autentik Tak Sempurna

Kadens autentik tak sempurna adalah terjadi jika terts atau kwint dari tonika hadir pada suara luar seperti sopran dan bass, atau jika terts terdapat pada suara bass.

Kadens autentik tak sempurna

2. Kadens Plagal

Kadens plagal sering digunakan sebagai kadens final atau untuk menutup keseluruhan karya pada musik yang menggunakan sistem modal, seperti musik Abad Pertengahan atau komposisi motet. Contoh pergerakan kadens plagal adalah seperti dibawah ini

Kadens Plagal

3. Kadens Deseptif

Kadens deseptif adalah pergerakan akor yang menuju akor VI atau dari akor V ke harmoni apa saja yang tidak terduga kehadirannya. Jenis kadens ini memiliki kecenderungan menipu, dimana pendengar mengharap akor berikutnya sebagai solusi yang tegas namun dalam kenyataannya menuju akor-akor lain yang berada diluar dugaan pendengar. Contoh dari kadens deseptif seperti di bawah ini.
Kadens Tipuan

4. Kadens Setengah

Biasanya pada akor-akor kadens setengah bergerak dari akor apa saja menuju ke akor V. Meskipun begitu dalam musik abad ke-19 dan ke-20, kadang-kadang kalimat musik berakhir pada akor II, III, atau IV, sehingga hal ini perlu dipertimbangkan sebagai kadens setengah. Sebagai tambahan, pergerakan akor dalam kunci minor yaitu IV(6)-V atau II (6/5)-V kadang-kadang diklasifikasikan sebagai kadens Phygrian.

Kadens Setengah

Akor kadens pada akhir frase atau kalimat

Akor pada kadens yang berfungsi sebagai titik istirahat sementara di pertengahan frase atau kalimat biasanya disebut trinada konsonan, atau dominant tujuh. Pada ekstrak karya vocal kontrapungtis untuk tiga sopran dan satu alto yang telah ditranskrip untuk solo gitar di bawah ini kadens disamarkan dengan satu atau lebih alur suara secara tumpang tindih dengan tujuan agar dapat menjaga kesinambungannya. Pada contoh di bawah ini kadens terdapat pada soprano pertama dengan susunan nada C-B-A-B.

Penyamaran Kadens dalam musik vokal
Contoh penyamaran yang serupa juga tampak jelas pada karya renaisans Fantasia untuk lute dari John Dowland yang telah ditranskrip agar dimainkan solo gitar. Pertama kadens berada pada alur sopran, lalu yang kedua dan ketiga berada pada alur tenor.

Penyamaran Kadens dalam musik instrumental

Akor akhir

Akor akhir suatu komposisi selalu tonika terserah baik dalam nada dasar mayor maupun minor. Pada musik abad ke-16, sebuah akor final tanpa mempertimbangkan nada dasar yang digunakan selalu dalam mayor. Fenomena akor mayor sebagai penutup komposisi berkunci minor pada abad ke-16 dan ke-18 dikenal dengan sebutan Tierce de Picardy atau Picardy Third. Contoh dibawah ini dikutip dari Aria con variazioni untuk gitar yang diadaptasi dari musik Organ abad ke-16 dari komponis Italia, Girolamo Frescobaldi
Fenomena akor mayor pada karya berkunci minor
Meskipun pada notasi di atas aslinya ditulis untuk solo Organ, tapi contoh yang diberikan bukan merupakan notasi Organ melainkan notasi gitar. Karya ini menjadi terkenal sebagai karya standar gitar klasik setelah Andres Segovia, yang merupakan gitaris legendaris abad ke-20 yang membuat transkripsi gitar. Keunikan transkripsi ini terletak pada keberanian Segovia dalam mentrasfer sistem modus dorian ke dalam tonal mayor.