Mengenal Asam Lemak dan Macam-macam Asam Lemak

Table of Contents

Asam Lemak

Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lebih dikenal sebagai lemak, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.


Asam lemak adalah asam karboksilat dengan rumus umum seperti gambar di bawah ini.


20

Pada gambar di atas, unsur R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh dan terdiri dari 4 sampai 24 buah atom karbon.


Rantai karbon yang jenuh adalah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan rantai karbon tidak jenuh adalah rantai karbon yang masih mengandung ikatan rangkap.

Beberapa asam lemak umum dapat kalian lihat pada tabel di bawah ini


Tabel Asam Lemak Jenuh
Nama Rumus Titik lebur (oC)
Asam butirat C3H7COOH –7,9
Asam kaproat C5H11COOH –1,5 sampai –2,0
Asam palmitat C15H31COOH 64
Asam stearat C17H35COOH 69,4

Tabel Asam Lemak Tidak Jenuh
Nama Rumus Titik lebur (oC)
Asam oleat C17H33COOH 14
Asam linoleat C17H31COOH –11
Asam linolenat C17H29COOH Cair pada suhu sangat rendah




Lemak

Lemak adalah ester asam lemak dengan gliserol.


Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang memiliki tiga atom karbon.


Struktur umum molekul lemak seperti pada gambar dibawah ini.


21

Lemak pada suhu kamar berbentuk cair disebut minyak. Istilah lemak biasanya digunakan untuk yang berwujud padat.


Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak tumbuhan berupa zat cair.


Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair mengandung asam lemak tidak jenuh.


Lemak merupakan asam lemak rantai pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak rantai panjang tidak larut.


Semua gliserida larut dalam ester, kloroform, dan benzena.


Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.


Lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol melalui proses hidrolisis. Proses hidrolisis dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu.


Hidrolisis dengan basa akan menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Sebab itu, proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut sebagai proses penyabunan.


Berikut ini adalah reaksi penyabunan


22

Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses hidrolisis tergantung pada jumlah mol asam lemak.


Untuk lemak dengan massa tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut.


Jumlah miligram KOH yang dibutuhkan agar dapat menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan



Contoh Soal Cara Menentukan Bilangan Penyabunan

Tentukan berapa bilangan penyabunan dari gliseriltrioleat ? (Mr = 884)

Jawab

Persamaan reaksi penyabunan gliseriltrioleat dengan KOH dapat kita tuliskan seperti pada reaksi dibawah ini.


23
1 gram gliseriltrioleat = 1/884 mol
1/884 mol gliseriltrioleat ≈ 3/884 mol KOH
3/884 mol KOH = 3/884 × 56 × 1000 mg = 190,0472 mg
gliseril trioleat

Jadi, bilangan penyabunan gliseriltrioleat adalah 190,5 mg



Mengenal Penelitian Sifat Karet

Karet alam berasal dari pohon karet yang ditemukan di sebagian besar daerah tropis.


Penggunaan karet sebagian besar dikarenakan keistimewaannya pada keelastisan, atau kemampuan untuk mengembang. Karet juga kedap udara dan tahan air.


Meskipun begitu, karet alam mempunyai keterbatasan. Karet akan mengembang pada cuaca panas dan mengkerut pada cuaca dingin. Solusi untuk masalah tersebut secara tidak sengaja ditemukan oleh seorang penemu asal Amerika, Charles Goodyear, pada tahun 1839.


Ketika memimpin sebuah eksperimen, Goodyear menumpahkan campuran karet dan belerang pada sebuah tungku panas.


Dia dikejutkan oleh penemuan bahwa karet menjadi mengembang dengan kejadian tersebut. Karet dapat menunjukkan bentuk dan elastisitas yang sama pada kondisi panas dan dingin yang ekstrim.


Metode pemanasan campuran karet-belerang dikenal dengan vulkanisir.


Suatu pandangan ilmu kimia tentang karet menunjukkan bagaimana vulkanisir memperkuat karet. Pada karet alam, seratus molekul isoprena (C5H8) bergabung membentuk polimer besar.


Pada karet yang tidak lunak, polimer saling membalik seperti tangan. Pemelaran karet meluruskan rantai. Karet kembali pada posisi melipat ketika mengendur.


Pada vulkanisir, kombinasi secara kimiawi belerang dengan karet untuk membentuk hubungan menyilang diantara polimer. Hubungan ini mengikat rantai lebih kuat, memperlihatkan elastisitas dan kekuatan karet yang lebih baik. Jika menginginkan karet yang keras dengan penambahan belerang lebih banyak.


Beberapa pengembangan karet telah dibuat pertama kali oleh Goodyear.


Saat ini karet sintetis lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan karet alam. Karet sintetis mengandung hidrokarbon lain selain isoprena sebagai bangunan yang kompleks.


Beberapa senyawa yang digunakan adalah butadiena (C4H6), stirena (C6H5CHCH2), dan kloroprena (C4H5Cl). Senyawa-senyawa ini lebih mudah mengalami polimerisasi dibandingkan isoprena.


Bentuk lain dari karet sintesis sedang dibuat dari silikon. Riset terbaru difokuskan pada produksi karet sintesis yang dapat bertahan pada perbedaan suhu yang ekstrim. Hal ini menjadi kritis pada masa pertumbuhan nuklir.


24