Tradisi Membungkuk Ala Orang Jepang

Table of Contents

Ojigi お辞儀

Sebutan kebiasaan membungkuk ala orang jepang disebut dengan Ojigi ( お辞儀 ). Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak dulu.

Kapan Menggunakan Ojigi ( お辞儀 )

Ada beberapa keadaan yang memperbolehkan atau mengharuskan orang jepang untuk membungkuk ( お辞儀 ) ini. Penggunaan Ojigi ( お辞儀 ) diantaranya saat berkenalan, meminta maaf, bertegur sapa, bertamu, sebagai rasa hormat, dan sportivitas dalam beladiri.

Baca juga: cara umum menyampaikan permintaan maaf orang jepang


Macam-macam Bentuk Ojigi ( お辞儀 )

Terdapat lima jenis bentuk Ojigi ( お辞儀 ), yaitu Eshaku (会釈), Keirei (敬礼), Saikeirei (最敬礼), Zarei (座礼), dan Dogeza ( 土下座 ).

Eshaku ( 会釈 ), Membungkuk Membentuk Sudut 15o

Eshaku ( 会釈 ) merupakan gaya membungkuk Ojigi ( お辞儀 ) dengan sudut kemiringan sebesar 15o. Biasanya Eshaku ( 会釈 ) digunakan pada saat memberi salam kepada orang yang sudah kita kenal, atau sudah kita tahu meskipun belum kenal. Tujuan Eshaku ( 会釈 ) adalah untuk menyapa orang lain.


Keirei ( 敬礼 ), Membungkuk Membentuk Sudut 30o

Keirei ( 敬礼 ) merupakan gaya membungkuk Ojigi ( お辞儀 ) dengan sudut kemiringan sebesar 30o. Biasanya Keirei ( 敬礼 ) digunakan pada saat menyapa pelanggan (sering digunakan dalam dunia bisnis) atau berterima kasih kepada seseorang. Tujuan Keirei ( 敬礼 ) adalah untuk menyapa Bos kita atau untuk menyapa seseorang yang posisinya lebih tinggi atau berumur lebih tua dari kita.


Saikeirei ( 最敬礼 ), Membungkuk Membentuk Sudut 45o

Saikeirei ( 最敬礼 ) merupakan gaya membungkuk Ojigi ( お辞儀 ) dengan sudut kemiringan sebesar 45o. Biasanya Saikeirei ( 最敬礼 ) digunakan untuk memperlihatkan rasa hormat kepada seseorang yang sangat tinggi kedudukannya seperti Kaisar Jepang atau bisa juga digunakan saat kita merasa sangat bersalah. Tujuan Saikeirei ( 最敬礼 ) adalah untuk memperlihatkan ketulusan dari rasa penyesalan kita saat meminta maaf dan untuk memperlihatkan rasa hormat pada orang yang derajatnya tinggi seperti Kaisar Jepang.


Zarei ( 座礼 ), Berlutut dan Saling Menundukkan Kepala

Zarei ( 座礼 ) merupakan gaya berlutut hingga saling menundukkan kepala dan tidak menyentuh tanah. Biasanya Zarei ( 座礼 ) dilakukan saat upacara minum teh, kendo, Ikebana dan masih banyak lagi.


Dogeza ( 土下座 ), Berlutut Hingga Kepala Menyentuh Lantai

Dogeza ( 土下座 ) memiliki gaya yang hampir menyerupai Zarei (座礼), bedanya disini bahwa Dogeza ( 土下座 ) menundukkan kepala hingga menyentuh lantai. Biasanya Dogeza ( 土下座 ) digunakan jika seseorang membuat kesalahan yang fatal atau sangat besar sampai-sampai dapat dihukum mati. Penggunaan Dogeza ( 土下座 ) juga digunakan untuk menghormati Kaisar yang terdahulu.

Referensi:
Ojigi: The Japanese art of Bowing