Bentuk Lagu Dua Bagian

Table of Contents

Pengertian Bentuk Lagu Dua Bagian

Bentuk lagu dua bagian adalah contoh struktur biner paling sederhana dimana kedua divisinya seimbang secara struktural memiliki kemiripan dengan unit-unit yang dikombinasikan untuk membentuk polapola yang lebih luas, dan dapat diilustrasikan seperti berikut:
  • Figure + motif = motif
  • Motif + motif = semi frase
  • Semifrase + semi frase = frase
  • Frase + frase = periode
  • Period + period = periode ganda
Pada bentuk lagu dua bagian masing-masing bagian memiliki ciri sendiri-sendiri yang berbeda. Terdapat dua kategori bentuk lagu dua bagian, yaitu
  1. Sederhana
  2. Diperluas


1. Bentuk Lagu Dua Bagian Yang Sederhana

Pada bentuk lagu dua bagian sederhana, panjang bagian pertama bisa terjadi dari satu frase hinga periode ganda. Selain itu terdapat kadens penutup pada bagian pertama yang dapat terjadi dalam empat kemungkinan, yaitu
  1. Autentik, dalam tonik dari dominanya
  2. Autentik, dalam tonik kunci relatifnya
  3. Kaden setengah dalam dominannya
  4. Kadens autentik dalam tonik kunci aslinya
Panjang bagian kedua juga berkisar dari sebuah frase hingga periode ganda. Ciri-ciri panjang bagian kedua adalah letaknya bisa berada dalam kunci yang sama dengan bagian pertama atau dalam kunci relatif. Selain itu kadens akhirnya merupakan autentik dalam kunci asli dan sering terjadi pada Bagian I dan II yang memiliki panjang yang sama atau jika tidak, bagian kedua umumnya akan lebih panjang.

Contoh bentuk ini dapat dilihat pada lagu rakyat Irish, Londonderry Air berikut ini

Melodi yang tersusun dari bentuk lagu dua bagian

2. Bentuk Lagu Dua Bagian Yang Diperluas

Bentuk lagu dua bagian yang diperluas dapat dibedakan ke dalam empat tipe bentuk sederhana, yaitu
  1. Terdapatnya potongan-potongan penghubung dan pendukung atau auxiliary member seperti introduksi, kodeta, koda atau postlude.
  2. Panjang bagian pertama atau Part I tidak pernah kurang dari satu periode
  3. Panjang bagian kedua atau Part II biasanya lebih panjang dari Part I
  4. Kedua part dapat diulang


Bentuk Lagu Tiga Bagian

Jika bentuk lagu dua bagian memiliki pola A-B, maka pada bentuk lagu tiga bagian memiliki pola A-B-A. Part ketiga atau bagian ketiga tidak semata-mata berupa pengulangan tapi merupakan pernyataan kembali dengan beberapa perubahan. Bentuk ini memiliki pola dalam berbagai ukuran yang meliputi:
  1. bentuk lagu tiga bagian awal
  2. bentuk lagu tiga bagian
  3. bentuk lagu tiga bagian yang diperluas
  4. bentuk lima bagian
  5. bentuk lagu dengan trio
  6. bentuk-bentuk rondo
  7. sonatine dan sonata


1. Bentuk Lagu Tiga Bagian Awal

Bentuk lagu tiga bagian awal terdiri dari 16 birama dan merupakan bentuk lagu tiga bagian yang terkecil.
  1. Bagian pertama atau Part I terdiri dari dua frase, yang membentuk apakah pararel atau kontras, yang terdiri dari empat birama.
  2. Part dua berisi sebuah frase empat birama.
  3. Part III adalah pernyataan kembali satu atau lebih dari frase-frase dalam Part I, apakah secara eksak atau dengan modifikasi.

Jika Part I adalah periode pararel maka Part III adalah salah satu dari frase antiseden atau konsekuen. Kadens pada akhir Part I dan III umumnya adalah kadens autentik sedangkan pada Part II bisa berupa kadens setengah maupun autentik. Pola dasarnya adalah seperti di bawah ini.

Bahan baku Part III pada bentuk lagu tiga bagian
Ada dua kemungkinan pengulangan pada pola ini yaitu
Pengulangan pada bentuk lagu tiga bagian

2. Bentuk Lagu Tiga Bagian Reguler

Bentuk lagu tiga bagian ini banyak dijumpai pada karya-karya instrumental dan solo vokal yang tergolong kecil. Introduksi dalam kedua jenis yang ada (sederhana maupun independen) pada karya-karya tersebut umumnya digunakan.

Introduksi independen lebih banyak dijumpai pada karya-karya solo piano daripada ensambel atau solo dengan iringan demikian pula sebaliknya. Meskipun demikian pada karya-karya yang besar bentuk lagu ini jarang didahului oleh introduksi.

Panjang Part I secara umum terdiri atau berkisar dari satu periode hingga hingga satu periode dobel atau kelompok frase dan diakhiri dengan kadens autentik. Part II dapat terdiri atau berkisar dari satu frase hingga periode ganda atau kelompok frase. Biasanya pada bagian ini terdapat berbagai kemungkinan perluasan.

Melodi Part II bisa merupakan transposisi dari melodi Part I, yang seringkali dalam bentuk-bentuk tarian. Jika tidak, maka diambil dari Part I, apakah dari hanya sebuah figurnya atau motif yang terdapat pada permulaan frase. Atau jika tidak keduanya maka Part II bisa berisi materi baru yang bersifat independen.

Sementara Part I biasanya diakhiri oleh kadens autentik, Part II biasanya dalam kadens setengah. Dibandingkan dengan di antara Part I dan Part II, auxiliary members sering terdapat di antara Part II dan Part III yang diantaranya bisa terdiri dari beberapa atau salah satu dari kodeta, interlude, disolusi, dan retransisi.

Perubahan pengulangan A pada Part III bisa terjadi melalui salah satu cara pengolahan yaitu secara eksak atau dengan sedikit modifikasi, perluasan dan penambahan materi-materi baru sehingga menjadi lebih panjang dari Part I, benar-benar dimodifikasi tapi masih ciri-ciri Part I masih dapat dikenali, atau suatu transposisi dari part I