Teori-teori Musik

Table of Contents

Salah satu hal yang terpenting dalam permainan musik saat ini adalah pemahaman tentang teori musik. Kemampuan penguasaan teori musik sebenarnya sangat bergantung dengan permainan instrumen, hal ini dikarenakan kebutuhan untuk masing-masing instrumen tidaklah sama.

Misalnya teori musik untuk instrumen drum lebih banyak membutuhkan penguasaan ritme, sedangkan untuk instrumen saxophone in Es lebih membutuhkan penguasaan tangga nada awalnya lebih tinggi karena latihan awal teknik bermain sudah menggunakan tangga nada Es Mayor. Untuk instrumen gitar, piano, dan bass dimulai dari pelatihan teknik dari tangga nada C Mayor.

Untuk awal teknik bermain instrumen drum tidak menggunakan tangga nada melainkan hanya menggunakan ritme. Bukan berarti seorang pemain drum tidak perlu memiliki kemampuan dalam nada meskipun instrumen yang dimainkan tidak bernada.

Berikut ini adalah teori-teori dasar dalam musik, yang mungkin akan sering kalian temukan.


1. Garis paranada

Garis paranada
Gambar di atas disebut garis paranada. Garis paranada digunakan untuk penulisan nada dan ritme. Bedanya adalah, untuk penulisan kita menggunakan tanda kunci atau clef untuk menentukan nama nada pada garis paranada, sedangkan untuk penulisan ritme tidak diperlukan tanda kunci karena notasi yang dimainkan tidak bernada.


2. Tanda Kunci atau Key Signature

Ada beberapa tanda kunci dalam musik seperti, G Clef (𝄞), G Clef Ottava Alta(𝄟), G Clef Ottava Bassa(𝄠), C Clef (𝄡), F Clef(𝄢), F Clef Ottava Alta(𝄣), F Clef Ottava Bassa(𝄤), Drum Clef-1(𝄥), Drum Clef-2(𝄦). Disini kita hanya akan melihat tiga yang sering digunakan.


1 Kunci G

kunci G dan nada G
Kunci G berfungsi menentukan nada G yang terletak pada garis ke dua dari bawah atau garis ke empat dari atas.


2 Kunci F

Kunci F dan nada F
Tanda kunci di atas berfungsi untuk menentukan nada F yang terdapat pada garis ke empat dari bawah dan garis ke dua dari atas. Nama-nama nada berdasarkan frekuensinya adalah sebagai berikut:
letak nada
Notasi garis paranada diatas dapat kita lihat bahwa dua buah tanda kunci yaitu kunci G dan kunci F. Notasi di atas menunjukkan bahwa kunci G dan kunci F saling berhubungan dan menunjukkan bahwa nada-nada dalam kunci F lebih rendah daripada nada-nada yang terdapat dalam kunci G, selain itu nama nada-nadanya disusun secara berurutan untuk memperjelas penotasian posisi nada dalam garis paranada.


3 Kunci C

Kunci C dan nada C
Terdapat 5 (lima) macam tanda kunci C yang dibedakan dari letak tanda kuncinya pada garis paranada. Nada yang letaknya di depan tengah notasi adalah c1, nada berikutnya menyesuaikan sesuai dengan posisi atau letak nada yang akan berpengaruh pada tinggi dan rendah nada. Karena letaknya yang dapat berpindah tempat, kunci C juga sering disebut movable clef. Tanda kunci C biasanya hanya digunakan untuk penulisan instrumen biola alto dan cello.


Bentuk dan nilai not

Bentuk not

Bentuk tanda diam

Bentuk tanda diam

Tanda Sukat (Time Signature)

1 Tanda Sukat 4/4

Dalam lagu-lagu populer, tanda sukat yang sering kita temukan adalah satu tanda sukat 4/4. Contoh irama yang bertanda sukat 4/4 seperti, Irama Rock’n Roll, Bossanova, Cha Cha, Rumba, Samba, Jive, dan sebagainya. Berikut ini adalah suatu tanda sukat
Petikan lagu Kebyar-Kebyar
Lagu di atas adalah contoh lagu yang bertanda sukat 4/4. Untuk memahaminya lagu di atas dinyanyikan, kemudian dianalisis mengapa lagunya bertanda birama 4/4. Perhatikan notasi pada birama pertama.
not seperempat

Saat kita mempelajari bentuk dan nilai not dijelaskan bahwa not seperti notasi di atas adalah not seperempat. Pada birama pertama lagu Kebyar Kebyar terdapat empat not seperempat, apabila dinotasikan menjadi: 𝅘𝅥 + 𝅘𝅥 + 𝅘𝅥 + 𝅘𝅥 = 4/4


Lagu yang bertanda birama empatperempat (4/4) apabila dijumlah dalam satu birama memiliki empat not seperempat (1/4). Bukan berarti dalam setiap birama dalam satu lagu hanya terdapat not seperempat(1/4) saja tetapi bisa saja terdiri dari not seperdelapan(1/8), seperenambelas(1/16), setengah(1/2), atau not penuh. Mari kita lihat lagi lagu diatas pada birama ke dua yaitu:
not seperdelapan dan not setengah
Not pada birama tersebut terdiri atas dua macam jenis not, yaitu not seperdelapan(1/8) dan not setengah(1/2). Secara matematis sama dengan ¼ + ¼

 not seperdelapan
Pada birama kedua terdapat nada setengah atau ½ = ¼ + ¼

not setengah
Jadi pada birama ke dua apabila dianalisis juga terdapat empat not seperempat. Pada birama selanjutnya meski bentuk dan nilai notnya berbeda dengan birama pertama dan ke dua tetapi jika dianalisis pasti terdapat empat not seperempatan. Birama terakhir adalah not penuh atau utuh.

not utuh

𝆺 sama dengan :𝅘𝅥 + 𝅘𝅥 + 𝅘𝅥 + 𝅘𝅥 = 4/4


Contoh lagu yang bertanda sukat 4/4 adalah:
  1. Januari (Glen F.)
  2. Jujur (Raja)
  3. Kenangan Terindah (Samson)
  4. Andai Ku tahu (Ungu)
  5. TTM (Ratu)
  6. Take Me Home Country Road (John Denver)
  7. Biru (Vina P.)
  8. Kebyar-kebyar (Gombloh)
  9. Kekasih Gelapku (Ungu)
  10. Andaikan Kau Datang (Koes Plus)
Dalam tanda sukat 4/4 terdapat istilah setengah birama atau half bar, misalnya pada lagu dibawah ini:
Lagu Masih (Ada Band)
Pada baris ke lima birama ke tiga ada tanda 2/4, ini artinya pada birama tersebut hanya terdapat 2 ketukan atau setengah birama. Pada baris ke enam birama ke lima terdapat tanda 2/4 seprti baris sebelumnya.

Lagu lain yang terdapat half bar adalah:
  1. How Can I Tell Her (Lobo)
  2. The Greatest Love of All (Whiteney Hoston)
  3. Song Song Blue
  4. Kupu Kupu Malam (Titik Puspa)


2 Tanda Sukat 3/4

Tanda birama ini dalam musik populer dikenal dengan irama Waltz, tetapi lagu-lagu populer pada saat ini jarang kita jumpai tanda birama ini.

Petikan lagu Belaian sayang
Lagu di atas termasuk contoh lagu era 60-an tetapi pernah di release penyanyi pop Ruth Sahanaya. Pada birama pertama terdiri dari not seperempat dan titik, dan not seperdelapan.

Notasi dan tanda titik
¾
Contoh lagu lain dalam tanda sukat ini adalah:
  1. Restumu Kunantikan (S. Tito dan Jul Ch.)
  2. Melati dari Jayagiri (Iwan Abdurachman/Bimbo)
  3. Bunga Mawar (Teti Kadi)
  4. Delilah ( Tom Jones )
  5. Sapu Tangan Dari Bandung Selatan (Lagu Perjuangan)
  6. Mother How Are You Today
Pada dasarnya dua tanda sukat di atas adalah tanda sukat yang paling sering kita jumpai dalam lagu. Dalam teori musik kita kenal penggolongan tanda sukat menjadi dua yaitu tanda sukat sederhana dan tanda sukat susun.

Tanda sukat sederhana misalnya 2/4, ¾, 4/4. Sedangkan tanda sukat susun adalah tanda sukat yang merupakan susunan dari dua atau lebih tanda sukat, misalnya 6/8 terdiri dari dua tanda sukat 3/8, tanda sukat 9/8 merupakan susunan dari tiga tanda sukat 3/8, dan lain-lain. Tanda sukat sebenarnya lebih menitikberatkan pada teknik penulisan. Misalnya lagu yang bertanda sukat ¾ sebenarnya bisa saja ditulis dengan tanda sukat 3/8, 4/4 ditulis dengan tanda sukat 4/8.


Tanda Aksidental

Tanda Aksidental adalah tanda yang dapat merubah ketinggian nada dalam satu birama. Tanda tersebut sudah tidak berlaku lagi pada birama berikutnya.


1. # (kres/sharp)

Petikan lagu Kebyar-Kebyar
Nada kres (#) semula bernada d setelah diberi tanda # menjadi dis atau d sharp. Akan sangat berbeda bunyinya apabila lagu tersebut tidak diberikan tanda #. Dalam istilah internasional, nada yang diberi tanda kres (#) namanya ditambah sharp, misalnya d menjadi d sharp.


2. ♭ (mol/flat)

Petikan lagu Kidung (Chrisye)
Pada birama ke tiga, empat, dan enam terdapat tanda mol yang berfungsi untuk menurunkan setengah nada. Pada birama ke tiga dan ke empat, nada b setelah diberi tanda mol menjadi bes. Sedangkan pada birama ke enam nada a berubah menjadi as. Setiap nada yang mendapat tanda mol namanya ditambah es, kecuali nada a ditambah s. Sama dengan tanda kres, tanda mol juga hanya berlaku untuk satu birama. Dalam istilah standar internasional, nada yang diberi tanda mol/flat namanya ditambah flat, misalnya b menjadi b flat


3 ♮ (pugar/natural)

Petikan lagu Sepasang Mata Bola
♮ atau tanda natural atau tanda pugar adalah tanda untuk mengembalikan nada yang semula mendapatkan tanda kres atau mol dalam satu birama.

Birama pertama lagu di atas terdapat dua tanda aksidental yaitu tanda kres dan pugar. Nada g pada ketukan ke tiga diberi tanda kres menjadi gis/g sharp dan pada ketukan keempat diberikan tanda pugar kembali menjadi nada g. Tanda pugar juga hanya berlaku dalam satu birama, sama dengan tanda aksidental yang lain.

Lagu-lagu lain yang terdapat tanda pugar misalnya:
  1. Kebyar-kebyar (Gombloh)
  2. Chindai (Cici Paramida)


Tangga nada (scale)

Petikan lagu Auld Lang Syne
Lagu di atas salah satu contoh penggunaan tangga nada yang terdiri dari 5 nada (pentatonik) yaitu
Tangga nada pentatonik
Musik barat kebanyakan menggunakan tujuh nada yang dikelompokkan dalam dua jenis yaitu tangga nada mayor dan minor ( major scale dan minor scale).


1 Tangga Nada Mayor (Major Scale)

1 Tangga Nada C mayor (Natural)


Tangga nada C mayor
Tangga nada diatas terdapat 2 tetrachord. Tetrachord pertama adalah C D E F, dan tetrachord kedua G A B C.


2 Tangga Nada G mayor (1#)

Untuk membentuk tangga nada baru, tetrachord kedua menjadi tetrachord pertama kemudian dilanjutkan nada berikutnya dengan interval jarak seperti yang telah ditentukan.

Tangga nada G Mayor
G A B C menjadi tetrachord pertama kemudian dilanjutkan nada berikutnya yaitu D E F G. Nada E ke F berjarak ½ padahal jarak nada ke 6 ke 7 adalah 1 sehingga nada ke 7 harus dinaikkan ½ supaya jarak menjadi 1. Sedangkan jarak F ke G yang semula 1 setelah F menjadi Fis jaraknya menjadi ½., seperti notasi diatas.

Karena dalam tangga nada G mayor terdapat 1 nada yang diberikan tanda kres yaitu nada F, maka tangga nada ini juga disebut tangga nada 1 kres.


3 Tangga Nada D mayor (2#)

Untuk membentuk tangga nada berikutnya, pada dasarnya sama dengan pembuatan tangga nada di atas. Tetrachord ke dua dari tangga nada G mayor adalah D E Fis G menjadi tetrachord pertama.

Tangga nada D mayor
D E Fis G menjadi tetrachord pertama kemudian dilanjutkan nada berikutnya yaitu A B C D. Nada B ke C berjarak ½, meskipun jarak nada dari 6 ke 7 adalah 1, ini artinya nada ke 7 harus dinaikkan ½ supaya jaraknya menjadi 1. Sedangkan jarak C ke D yang semula 1 setelah C menjadi Cis jaraknya menjadi ½., seperti notasi diatas.

Karena dalam tangga nada D mayor terdapat 2 nada yang diberikan tanda kres yaitu nada F dan C, maka tangga nada ini juga disebut tangga nada 2 kres.


4 Tangga Nada A mayor (3#)


Tangga nada A mayor

5 Tangga Nada E mayor (4#)


Tangga nada E mayor

6 Tangga Nada B mayor (5#)


Tangga nada B mayor

7 Tangga Nada Fis mayor (6#)


Tangga nada Fis mayor

8 Tangga Nada Cis mayor (7#)


Tangga nada Cis mayor

9 Tangga nada F mayor (1 ♭)


Tangga nada F mayor

10 Tangga nada Bes mayor (2 ♭)


Tangga nada Bes mayor

11 Tangga nada Es mayor (3 ♭)


Tangga nada Es mayor

12 Tangga nada As mayor (4 ♭)


Tangga nada As mayor

13 Tangga nada Des mayor (5 ♭)


Tangga nada Des mayor

14 Tangga nada Ges mayor (6 ♭)


Tangga nada Ges mayor

15 Tangga nada Ces mayor (7 ♭)


Tangga nada Ces mayor

Tangga nada di atas secara teoritis masih lebih banyak lagi macamnya, tetapi apabila kita amati sebenarnya implementasinya dalam praktik bermain musik memiliki kesamaan. Misalnya:
  • Tangga nada Cis enharmonik dengan tangga nada Des
  • Tangga nada Fis enharmonik dengan tangga nada Ges
  • Tangga nada Ces enharmonik dengan tangga nada B


2 Tangga Nada Minor (Minor Scale)

1 Minor Diatonis


Tangga nada C minor diatonis

2 Minor Harmonis


Tangga nada C minor harmonis

3 Minor Melodis

Minor Melodis Gerakan Naik

Tangga nada C minor melodis naik

Minor Melodis Gerakan Turun

Tangga nada C minor melodis turun

Lagu yang menggunakan tangga nada minor, dapat menggunakan satu jenis tangga nada minor saja. Tapi ada juga yang menggunakan dua bahkan tiga jenis sekaligus. Perhatikan lagu ”Chindai” dibawah ini yang penggabungan beberapa tangga nada minor dan birama ke 2, 4, dan 5 menggunakan tangga nada minor harmonis dan pada baris terakhir birama ke dua menggunakan tangga nada minor diatonis.
Petikan lagu Chindai dalam A minor
 Petikan lagu Chindai dalam C minor

Interval

Interval adalah jarak antara dua nada
Interval
Istilah-istilah yang dikenal dalam interval adalah:


1 Perfect atau murni terdapat dalam interval 1, 4, 5, dan 8

Perfect berarti interval tersebut apabila dibalik, intervalnya juga perfect. Misalnya:

 Interval perfect
Interval c ke f merupakan interval 4 perfect, setelah dibalik dari f ke c adalah 5 perfect.

Interval perfect
Interval c ke g merupakan 5 perfect, sedangkan g ke c berinterval 4 perfect.


2 Mayor

Interval ini terletak pada interval 2, 3, 6, dan 7

Interval mayor

3 Minor


Interval minor

4 Augmented


Interval augmented

Akor

Akor adalah nada yang dibunyikan secara bersama-sama dan menimbulkan suara yang harmonis. Akor terdiri dari dua buah nada atau lebih yang terbentuk dari nada-nada dalam suatu tangga nada, misalnya dalam tangga nada C mayor berikut ini:

Nada-nada dalam C mayor
Akor trisuara
  • Tingkat I, IV, dan V adalah akor mayor karena berjarak 3M dan 3m
  • Tingkat II, III, dan VI adalah akor minor karena berjarak 3m dan 3M
  • Tingkat VII adalah akor diminished karena berjarak 3m dan 3m

Akor tingkat I, IV, dan V termasuk dalam akor pokok, sedangkan akor II,III, VI, dan VII termasuk akor bantu. Disebut sebagai akor pokok karena apabila kita mengiringi lagu yang bertangga nada mayor dan tidak ada nada yang mendapat tanda aksidental, maka diberikan ketiga akor pokok tersebut sudah cukup. Sebaliknya biasanya dibantu dengan akor lain (akor bantu) untuk membuat harmonisasi terasa indah sehingga lebih kelihatan fleksibel atau tidak kaku. Kedudukan akor bantu hanya untuk membantu akor pokok untuk memberikan alternatif lain dalam mengiringi lagu.

Setiap tangga nada mayor mempunyai tingkatan serta jenis akor yang sama, misalnya dalam tangga nada D mayor dibawah ini:

Tingkat I-VII
 Tri suara dalam D mayor

Modulasi

Modulasi adalah pergantian nada dasar dalam suatu lagu. Ada lagu yang berganti nada dasar sementara kemudian kembali lagi ke tangga nada dasar semula, namun ada juga lagu yang berganti nada dasar sampai lagu selesai, bahkan berganti lebih dari satu kali.

 Contoh lagu modulasi
Lagu di atas terjadi perubahan nada dasar pada baris ke enam birama ke tiga (bertanda lingkaran) sampai akhir lagu. Pada awal menggunakan nada dasar C kemudian terjadi modulasi ke dalam nada dasar D.

Contoh lagu yang mengalami modulasi misalnya:
  1. Mencintaimu (Krisdayanti)
  2. TTM (Ratu)
  3. When You Tell Me That You Love Me (Diana Rose)
  4. Good Bye (Air Suplay)
  5. Januari (Glen F.)
  6. I Will Always Love You (Whitney Houston)
  7. Biru (Vina P.)
  8. Hero (Mariah Carey)
  9. Dengan Menyebut Nama Allah (Novia Kolopaking)


Abreviasi

Abreviasi adalah penyederhanaan penulisan notasi dan istilah musik.


1 Abreviasi atas rangkaian penulisan not

abreviasi not perdelapanan
Abreviasi triol
Abreviasi not utuh

2 Abreviasi kalimat lagu


Petikan lagu Kenangan Terindah (Samson)
Pada dua baris pertama lagu Kenangan Terindah ciptaan Samson memiliki nada yang sama. Untuk mempersingkat penulisan dapat diberikan tanda ulang pada baris pertama, sehingga penulisannya sebagai berikut

Abreviasi
Abreviasi birama sebelumnya
Tanda ulang pada birama ke-2 dan ke-4 pada notasi diatas berarti mengulang satu birama sebelumnya. Contoh lain abreviasi adalah:

Abreviasi dengan Coda
Urutannya menjadi: A B C A B D E A B F
DC singkatan Da Capo artinya diulang dari awal lagu.
To Coda artinya berakhir pada coda ( 턌).

Abreviasi DC
Urutan lagu di atas adalah: A B C D B E F
DS singkatan dari Da Segno artinya diulang dari tanda 𝄋.

3 Abreviasi tanda dinamik

Tanda dinamik adalah tanda yang menandakan keras atau lembutnya lagu dinyanyikan. Dalam suatu lagu sering kita jumpai tanda dinamik dan perubahan-perubahan dinamik yang dibuat oleh pencipta atau arranger lagu.
  • pp = pianissimo
  • p = piano
  • mp = mezzo piano
  • mf = mezzo forte
  • f = forte
  • ff = fortessimo


4 Abreviasi tanda tempo

Tanda tempo adalah tanda yang memperlihatkan cepat atau lambatnya suatu lagu untuk dinyanyikan. Seperti halnya dengan tanda dinamik, tanda tempo dan perubahan-perubahannya juga sering dijumpai dalam suatu lagu sesuai dengan maksud pencipta maupun arranger.

Alat pengukur kecepatan tempo disebut metronome. Apabila suatu lagu tertulis MM (Metronome Maelzel) q = 60, artinya lagu tersebut dinyanyikan dengan kecepatan 60 ketukan not seperempat dalam setiap menit, kecepatan lagu setiap ketukan adalah 1 detik. Tanda ini sering digunakan dalam repertoar musik non-klasik.

Macam-macam tanda tempo secara garis besar adalah: Lambat, Sedang, dan Cepat.


5 Tanda Tempo

Tanda tempo adalah tanda yang memperlihatkan cepat atau lambatnya lagu dinyanyikan. Pada dasarnya tanda tempo dibagi menjadi tiga jenis, yaitu lambat, sedang, dan cepat .

  • Tempo Lambat
    • Largo
    • Adagio
    • Lento
    • Grave
  • Tempo Sedang
    • Larghetto
    • Andante
    • Andantino
    • Moderato
  • Tempo Cepat
    • Allegretto
    • Allegro
    • Presto

Tanda tempo diatas masih banyak variasinya tergantung keinginan komposer dalam mengekspresikan karyanya. Repertoar musik non-klasik lebih banyak menggunakan pengukuran metronome. Misalnya MM q = 60 yang berarti lagu dinyanyikan dalam kecepatan 60 ketukan not seperempat dalam setiap menit, atau setiap ketukan sama dengan 1 detik.


6 Tanda Dinamik

Tanda dinamik adalah tanda yang memperlihatkan keras atau lembutnya suatu lagu dinyanyikan. Sama halnya dengan tanda tempo, tanda ini secara ga-ris besar dibagi menjadi tiga jenis yaitu lembut, sedang, dan keras. Dalam istilah musik dituliskan dalam istilah sebagai berikut:

  • Lembut
    • piano = lembut
    • pianissimo = sangat lembut
  • Sedang
    • Mezzopiano = lembut sedang
    • mezzoforten = keras sedang
  • Keras
    • forte = keras
    • fortissimo = sangat keras
Dalam repertoar musik non-klasik jarang dijumpai tanda-tanda itu karena permainan musik non klasik tidak banyak terjadi perubahan dinamik maupun tempo. Biasanya pada akhir lagu tanda-tanda tempo dan dinamik tersebut dipraktekkan untuk mengakhiri suatu lagu.

Dalam suatu lagu sering juga dijumpai perubahan-perubahan tanda tempo dan dinamik. Perubahan tanda tempo dan dinamik tersebut misalnya:
  • ritardando (rit.) = menjadi lambat
  • accelerando (accel.) = menjadi cepat
  • a tempo = kembali ke tempo semula
  • U (fermata) = ditahan dalam waktu tidak terbatas
  • crescendo = menjadi keras
  • decrescendo = menjadi lembut


Bentuk Analisis Lagu

Setiap lagu memiliki bentuk yang dapat dianalisis berdasarkan bagian-bagiannya. Dalam musik populer kebanyakan memiliki bentuk 2 bagian atau AB. Artinya bagian pertama atau A berbeda dengan bagian kedua (B). Perbedaannya tidak hanya pada syair tetapi dapat dilihat dari melodi, yang berpengaruh pada harmonisasi. Orang awam sering memberi istilah Bait dan Refrain.

Beberapa lagu ada yang bagian A dinyanyikan dua kali dengan melodi yang sama tetapi syairnya berbeda, kemudian masuk bagian kedua (B) yang biasanya disebut refrain, kemudian kembali lagi ke bagian A atau berhenti diisi dengan musik tengah atau interlude.

frasa
Lagu di atas merupakan salah satu contoh bentuk lagu dua bagian atau A B. Urutan lagunya adalah:

lagu bentuk ab
Intro ---- A ---- A1 -----B -----A1 -------Interlude ------- B

Lagu Jujur di atas merupakan salah satu bentuk lagu yang dapat kita jumpai dalam musik populer. Tentunya masih ada bentuk lain karena komponis memiliki kebebasan dalam berekspresi. Bentuk lain tersebut misalnya bentuk lagu 3 bagian atau A, B, dan C. Urutan menyanyikan juga bervariasi tetapi biasanya A, B, C kemudian diulang sesuai dengan kehendak komposer. Bisa jadi diulang dari B atau hanya C atau mungkin dari A. Setiap lagu bisanya memiliki bentuk yang berbeda dengan lagu lain tergantung dari bagaimana komposer mengekspresikan karya musiknya.

Sedangkan urutan lagu bergantung pada pembuat aransemen karena belum tentu seorang komposer sekaligus sebagai pembuat aransemen musik (arranger).

Motif

Motif Adalah bagian terkecil dari suatu kalimat lagu. Lagu diatas memiliki pola ritme yang diulang ulang, misalnya: Ketiganya memiliki pola ritme yang sama, dan masih dijumpai lagi pola ritme sejenis dalam lagu di atas.

motif dan lainnya

Frase

Frase adalah struktur kalimat lagu. Dalam lagu biasanya terdapat beberapa frase. Frase pertama adalah: Baris pertama dan ke dua lagu diatas adalah bagian A, baris ketiga dan ke empat merupakan bagian B, sedangkan bagian C terdapat pada baris ke lima dan ke enam. Notasi diatas merupakan inti dari lagu Kenangan Terindah, artinya musik serta syair berikutnya yang terdapat dalam kaset aslinya merupakan pengembangan aransemen untuk memperindah lagu secara keseluruhan. Pengulangan syairnya langsung pada bagian C atau mulai dari syair Bila yang tertulis dst. Jadi urutan lagu aslinya adalah:

Intro ---- A ---- B ---- C ---- Interlude ------ C

frasa 1,2
Analisis beberapa lagu diatas merupakan suatu upaya mempermudah dalam mengenal dan memahami lagu tersebut, bukan sebaliknya mem-persulit dari lagu yang sebenarnya sudah mudah dinyanyikan. Misalnya apabila kita mempelajari sebuah lagu kita bisa mempelajarinya secara bagian per bagian .